Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Nabire, Jubi – Jagung manis SP di pasar Karang Tumaritis, Kabupaten Nabire banyak diminati pembeli yang datang di pasar tersebut. Salah satu komoditas pertanian yang harganya masih cukup rendah itu dinilai bisa mensejahterakan petani.
“Ini jagung dari SP, singkatan satuan penduduk, jagung ini produksi distrik Wanggar, Nabire. Harganya masih cukup rendah,” kata pedagang jagung di pasar Karangg Tumaritis Nabire, mama Onaice Magai, kepada Jubi, Rabu, (24/5/2018).
Mama Magai mengaku permintaan jagung manis itu cukup tinggi, meski produksi jagung manis membutuhkan waktu maksimal 75 hari atau kurang lebih dari 3 bulan. Selain menjual langsung, mama Magai mengaku juga menanam jagung sendiri.
Bermodal Rp 8 jutaan untuk biaya penananman dan perawatan itu mampu menghasilkan keuntungan modal hingga Rp 16 juta. “Kalau dulu, sebelum bertani jagung manis hasil yang didapat tidak sebesar ini,” katanya.
Dengan memproduksi komoditas jagung itu kini mama Magai bersyukur karena mampu memenuhi kebutuhan hidup, bahkan menyekolahkan anak yang saat ini di tingkat SMP dan SD serta membangun rumah.
Saat berbincang dengan Jubi mama Magai mengaku sudah terjual sembilan karung jagung kapasitas 90 kilo gram dari hasil panen sebanyak 10 karung. “Sekarang tinggal satu karung, karena diborong orang-orang mau bakar jagung pada acara keluarga," kata mama Magai dengan raut muka senang.
Seorang pembeli jagung manis, Andi Tibo, mengatakan sejak lama telah menjadi pelanggan mama Magai, sehingga satu kali dalam sepekan biasa membeli.
“Bahkan mama ini bisa antar ke rumah. Ini jagung manis,” katanya.
Ia sengaja membeli ke mama Magai dengan pertimbangan sesama orang Papua yang menanam dan panen di kebun mereka sendiri. (*)