Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Persipura kembali menyeleksi pemain lokal Papua berbakat, meski waktu sangat terbatas sehingga yang terlihat hanya dua pemain menonjol. Terutama aspek kognitif yang menjadi penting dalam sebuah pertandingan.
“Kita melihat beberapa pemain yang menonjol terutama dari aspek kognitif yaitu menjadi salah satu hal penting. Kogintif adalah saat di mana seorang pemain itu cerdas dalam mengambil keputusan, juga saat mendapat tekanan. Karena pemain-pemain seperti itu pasti lebih mudah untuk menerapkan informasi yang kita berikan kepada mereka dalam sebuah pertandingan,” katanya kepada Jubi usai menyaksikan dari pinggir lapangan seleksi pemain di lapangan PLTD Waena-Kota Jayapura, Kamis (23/1/2020).
Dia menambahkan pemain yang dibutuhkan bukan punya skill individu menonjol saja tetapi melihat aspek permainan kolektivitas tim.
“Kita mengambil pemain yang benar-benar dari tim yang kuat, Itu menjadi patokan mulai dari karakter, keputusan, dan sikap dalam latihan sehari-hari,” kata Jacksen F Tiago seraya menambahkan patokan penting adalah karakter, agresifitas, dan keputusan.
Apalagi, lanjut dia, dalam menganalisa setiap pemain tim pelatih tidak memiliki rekaman setiap pemain sehingga menyulitkan dalam menilai.
”Kalau kita punya rekaman bisa pulang melihat kemampuan setiap pemain lebih teliti lagi,” katanya sembari mengakui kalau kemungkinan kesalahan pasti ada.
Dia menambahkan dari pemain sebanyak 33 nama termasuk dua kiper dan akan mengurangi pemain lagi dan lebih fokus dalam memilih mereka dalam latihan terakhir, Jumat (24/1/2020).
”Besok latihan terakhir kita untuk mengurangi jumlah pemain agar kita lebih fokus dalam menilai mereka,” katanya
Pantauan Jubi di lapangan, tercatat beberapa pemain asal PSK Kajoe Pulo, PS Nafri, termasuk Tessa Yarangga anak mantan striker Persipura Christ Leon Yarangga. Salah seorang pemain asal Nafri Maniagasi menambahkan bangga bisa ikut seleksi klub Persipura.
Kompetisi antar klub Persipura
Sementara itu mantan pelatih SSB Emsyik, Yohanes Songgonao, mengakui kalau waktu memang terbatas berbeda kalau ada kompetisi pasti setiap pemain akan mengeluarkan semua kemampuannya.
“Ini jelas akan membuat tim talents scouting sulit melihat karakter dari setiap pemain,” katanya seraya menambahkan mestinya klub Persipura melakukan kompetisi antar klub di Kota Jayapura sehingga memberikan banyak waktu bagi tim talents scouting ikut memilih.
“Saya bangga dan berharap ada pemain pemain dari SSB Emsyik bisa mengikuti jejak Patrick Womsiwor. Saat ini ada tiga pemain dari Emsyik yang ikut masing masing Tessy Iwanggin, Edison Siep, dan Almon,” katanya.
Hal senada dikatakan Ketua Lembaga Adat (LMA) Port Numbay, George Awi. Kompetisi yang teratur di Kota Jayapura akan melahirkan banyak pemain berbakat.
“Saya lihat kalau kompetisi berjalan lancar pasti anak-anak di kampung akan banyak menjadi pemain bola dan keluar dari masalah pengangguran,” katanya kepada Jubi, di Jayapura, Kamis (23/1/2020). (*)
Editor: Dewi Wulandari