Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Alibaba Group akan menghentikan aplikasi streaming musik, Xiami Music, bulan depan menyusul kabar Jack Ma menghilang dua bulan setelah mengkritik sistem keuangan pemerintah China.
“Karena penyesuaian operasional, kami akan menghentikan layanan Xiami Music,” kata cabang musik online raksasa e-commerce China itu dilaporkan Reuters, Selasa (5/1/2021).
Baca juga : Trump kembali masukan daftar hitam perusahaan China yang diduga terkait militer
Arab Saudi dan Rusia bersaing jadi pemasok minyak ke China
Pengamat sebut China diuntungkan jika Trump kembali jadi presiden
Meksi Xiami menyatakan sulit mengucapkan selamat tinggal setelah beroperasi selama 12 tahun.
Alibaba memperoleh layanan musik pada 2013, dan menginvestasikan jutaan yuan untuk bersaing di pasar musik online China, yang didominasi oleh Tencent Holdings.
Namun, upayanya belum membuahkan hasil dan aplikasi tersebut saat ini hanya memiliki 2 persen dari pasar streaming musik China, di belakang KuGou Music, QQ Music, KuWo, dan NetEase Cloud Music, menurut perusahaan intelijen data TalkingData yang bermarkas di Beijing.
Penutupan Xiami juga terjadi setelah regulator China mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan antitrust ke Alibaba, yang di luar bisnis e-commerce intinya juga beroperasi di sektor-sektor seperti layanan keuangan, komputasi awan, dan kecerdasan buatan.
Namun, itu tidak menandai akhir dari partisipasi Alibaba di pasar streaming online. Pada September 2019, Alibaba menginvestasikan US$ 700 juta atau Rp 9,7 triliun di salah satu pesaing Xiami, NetEase Cloud Music.
Tidak jelas apakah penghentian layanan Xiami terkait dengan menghilangnya Jack Ma.
Jack Ma tidak terlihat di publik dalam dua bulan terakhir, termasuk tidak hadir dalam episode terakhir sebuah acara TV di mana dia akan tampil sebagai juri, yang kemudian memicu spekulasi media sosial atas keberadaannya ketika pemerintah China mulai mengusut kerajaan bisnisnya.
Ia tak muncul di muka publik sejak forum akhir Oktober di Shanghai di mana ia mengecam sistem regulasi keuangan China dalam pidatonya yang bertentangan dengan pandangan para pejabat, dan akhirnya mengakibatkan penangguhan IPO senilai US$ 37 miliar atau Rp 515 triliun dari kelompok fintech Ant Group, anak perusahaan Alibaba.
Wall Street Journal melaporkan, kritik Jack Ma terhadap aturan keuangan Cina sampai ke presiden Cina Xi Jinping, yang sangat marah dengan pernyataan itu dan secara pribadi memerintahkan penangguhan Ant Group.
Financial Times melaporkan pada hari Jumat bahwa Jack Ma diganti sebagai juri pada November di episode terakhir acara televisi untuk wirausahawan yang berjudul Africa’s Business Heroes.
Seorang juru bicara Alibaba mengatakan kepada Reuters pada hari awal pekan lalu bahwa perubahan itu karena bentrokan jadwal, dan menolak komentar lebih lanjut.
Meskipun liputan berita tentang ketidakhadiran Ma dari pandangan publik memicu spekulasi di Twitter, yang diblokir di China, itu bukanlah topik trending yang signifikan di media sosial di China daratan, di mana topik sensitif tunduk pada sensor negara.
Regulator China telah mengawasi bisnis Jack Ma sejak pidatonya pada Oktober termasuk meluncurkan penyelidikan antitrust ke Alibaba dan memerintahkan Ant Group untuk menangguhkan pinjaman dan bisnis keuangan konsumen lainnya, termasuk pembentukan perusahaan induk terpisah untuk memenuhi persyaratan modal.
Jack Ma tidak lagi memegang posisi eksekutif atau dewan di salah satu perusahaan yang dia dirikan. Ma mengundurkan diri sebagai ketua eksekutif Alibaba pada 2019, tetapi dia masih pemegang saham individu terbesar Alibaba dengan hampir 5 persen bernilai sekitar US$ 25 miliar atau Rp 348 triliun. (*)
Editor : Edi Faisol