Jayapura, Jubi- Inti Muda Papua yang baru di bentuk pada 15 Desember 2018, terus membantu muda- mudi Papua untuk mensosialisasikan bahaya seks bebas di usia remaja dan menjaga reproduksi.
Untuk mengampanyekan hal itu, Inti Muda Papua dan Inti Muda Indonesia bekerja sama dengan ikatan perempuan positif indonesia (IPPI), telah menggelar training of trainer.
Pada kesempatan itu, Inti Muda Papua dibekali dengan materi-materi terkait perlindungan hak-hak remaja. Untuk turut dalam kampanye bahaya seks bebas dan menjaga reproduksi di usia remaja.
” Kami diajarkan untuk bagaimana menggunakan media sosial untuk menyuarakan hak-hak remaja yang berada di Papua ,” kata ketua Inti Muda Papua, Martina Yaroseray, Jumat (16/5/2019).
Dalam programnya, Inti Muda Papua sudah memiliki program langsung kepada remaja Papua. Selain itu, ada juga program khusus bagi anak jalanan, karena mereka ini sering tidak memiliki informasi yang jelas terkait seksualitas.
Untuk mendukung program tersebut, ada beberapa pemangku kepentingan yang mendukung, antara lain adalah BNN dan BKKBN, Dinas Pariwisata Kota Jayapura. “Dukungan ini ditandai dengan penanda tanganan MoU,” ujarnya.
Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Baby Rivona Nasution menambahkan, target utama dalam kampanye adalah remaja.
“ Masa depan anak-anak muda papua ditentukan dari hari ini. Karena itu kita turut selamatkan anak muda Papua dengan memberi informasi dengan menjaga seksualitas dan reproduksi,” kata Baby.
dr. Rindang Pribadi Marahaba Kasie HIV dan AIDS dan PIMS Dinas Kesehatan Provinsi Papua menambahkan, sesuai data pihaknya, usia produktif di Papua ada 60 persen.
Dia mengungkapkan, dalam tahun belakangan ini usia muda dengan HIV dan AIDS mulai menurun. Namun dia mengaku belum tahu apa penyebab menurunnya angka tersebut.
Salah satu ODHA menjelaskan selama ini dia didampingi dari beberapa LSM. Kehadiran Inti Muda Papua menurutnya memberi semangat baru kepada generasi papua yang baru untuk menjaga kesehatan dan reproduksi.
Dan dia juga menjelaskan dirinya bersedia jika diminta untuk membagikan pengalamannya kepada generasi muda Papua.
“ pertama (divonis HIV) putus asa. Tetapi lama-kelamaan gabung di komunitas dan ada orang yang memberi harapan. Dan saya sendiri menjadi saksi untuk orang lain karena seks di saat muda itu sangat tidak bai. bagi tong pu hidup. Ada kadang teman terbaik juga tidak mau bermain bersama ,” ujarnya.(*)
Editor: Syam Terrajana