Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Yahya Hamza Koshak, seoarang Insinyur Arab Saudi yang memugar sumur Zamzam, meninggal dunia pada Rabu (3/3/2021) pada usia 80 tahun. Yahya terkenal berkat jasanya memugar sumur zamzam sehingga dijuluki sebagai bapak insinyur Saudi.
Yahya mendapat gelar insinyur setelah menempuh pendidikan teknik di Universitas Ain Shams di Kairo, dan merampungkan studinya di Riyadh. Dia kemudian mengantongi gelar Ph.D di bidang teknik setelah melanjutkan studi ke Amerika Serikat.
Keluarga mengenang sosok mantan direktur jenderal Perusahaan Air Nasional Arab Saudi sebagai pria yang disayangi dan dekat dengan orang.
“Dia (Yahya) sangat sosial, dekat dengan orang, selalu baik dan tidak suka menyakiti siapa pun. Dia periang-ini adalah karakteristik yang membedakan kepribadiannya. Yahya seperti seorang ayah bagi saya dan keluarganya tetap bangga bahwa dia mendapat kepercayaan dari Kerajaan,” kata keponakan Yahya, Nabeel Koshak, mengenang sosok mendiang pamannya.
Baca juga : Ibadah haji di tengah pandemi, Saudi larang jemaah sentuh Ka’bah
Pengamanan ibadah haji tahun ini melibatkan polisi perempuan
Masjid Al Aqsa menjadi sasaran penggerebekan Yahudi garis keras
Yahya akan menerima kedatangan Raja Salman setiap tahunnya pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadan. Hal itu karena Yahya sebagai sosok yang memugar sumur zamzam.
Selama hidupnya, Yahya sempat memegang sejumlah posisi penting di pemerintahan Saudi, termasuk Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum di kota Makkah.
Yahya juga bertanggung jawab memimpin tim membersihkan sumur zamzam pada empat dekade lalu. Dia menuliskan pengalamannya ‘menjaga’ sumur air suci bagi umat Islam yang dituangkan dalam buku berjudul “Zamzam: Air Suci”.
“Membersihkan sumur zamzam adalah salah satu proyek terpentingnya, tugas besar di bawah arahan mendiang Raja Khalid,” kata keponakannya.
Yahya dalam bukunya menjelaskan sejarah sumur dan sumber air, serta mendokumentasikan benda-benda bersejarah yang ditemukan selama proyek pembersihan dan pemugaran.
“Dengan pengamatan, terlihat jelas bahwa ada dua sumber utama air, satu menuju Kakbah dan lainnya menuju Ajyad. Sementara sumber ketiga, yang menurut cerita sejarah berada di sisi Jabal Abu Qubays dan Al Safa, saya justru menemukan 12 lubang kecil di antara bebatuan bangunan,” tulis Yahya dalam bukunya. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol