Insiden tumpahan minyak, polisi Brazil grebek kantor perkapalan Yunani

Ilustrasi, minyak yang bocor dari kapal MV Solomon Trader yang kandas di Pulau Rennell, Kepulauan Solomon. - RNZI/ Komisi Tinggi Australia di Kepulauan Solomon-DFAT
Minyak yang bocor dari kapal MV Solomon Trader yang kandas di Pulau Rennell, Kepulauan Solomon. – RNZI/ Komisi Tinggi Australia di Kepulauan Solomon-DFAT

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Rio De Janeiro, Jubi – Polisi Brazil pada hari Jumat (1/11/2019) menggrebek kantor perusahaan minyak  Yunani, untuk menyelidiki kapal tanker pembawa minyak mentah Venezuela yang tumpah dan menodai ribuan kilometer garis pantai Brazil selama dua bulan terakhir.

Read More

Jaksa penuntut mengatakan mereka mempersempit tersangka menjadi kapal berbendera Yunani, yang tidak mereka sebutkan.

Baca juga : Kirim minyak illegal ke Korut, perusahaan kapal tanker Marshall Islands jadi sorotan

AS tuntut Iran lepaskan kapal yang ditangkapnya

Kepulauan Solomon minta kompensasi tumpahan minyak

Diduga kapal tangker itu telah menumpahkan minyak mentah sekitar 700 kilometer  atau skeitar 420 mil dari pantai Brazil antara 28 hingga 29 Juli. Kapal itu menuju Singapura dengan minyak yang dimuat di terminal San Jos.

Pengacara umum Brazil mengatakan negara itu akan mencari kerusakan dalam kasus yang telah menodai pantai tropis sepanjang 2.500 kilometer dari garis pantai dengan lumpur tebal, melukai pariwisata dan komunitas nelayan di wilayah timur laut yang lebih miskin.

“Ada bukti kuat bahwa perusahaan, kapten, dan awak kapal gagal mengomunikasikan pihak berwenang tentang tumpahan minyak / pelepasan minyak mentah di Samudra Atlantik,” kata jaksa penuntut Brazil dalam sebuah pernyataan.

Polisi federal mengatakan mereka sedang melakukan surat perintah penggeledahan di alamat yang dikaitkan dengan perusahaan Yunani. Pihak berwenang Brazil mengatakan mereka juga telah meminta kerja sama dari agen-agen internasional, termasuk Interpol, untuk menyelidiki lebih lanjut kapal, awaknya dan perusahaan tersebut .

Polisi mengatakan data oseanografi dan geolokasi menunjukkan bahwa kapal Yunani adalah satu-satunya yang menavigasi dekat asal tumpahan antara 28 dan 29 Juli, setelah berlabuh di Venezuela pada 15 Juli.

Jaksa federal mengatakan angkatan laut Brazil juga memiliki informasi mengenai penahanan kapal di Amerika Serikat selama empat hari karena prosedur operasi yang salah terkait dengan pemisahan minyak dan air untuk pembebasan di laut. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply