Papua No.1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Karyawan menggelar aksi mogok kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Merauke, Kamis (19/11/2020). Mereka kecewa lantaran nilai insentif dianggap tidak sebanding dengan jerih payah selama menangani hingga sembuh pasien Covid-19.
Aksi yang diikuti petugas medis maupun nonmedis tersebut berlangsung selama beberapa jam, sejak pukul 08.00 Waktu Papua. Mereka berkumpul di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke dan menggaungkan protes terhadap pemerintah setempat.
“(Nilai) insentifnya tidak memuaskan sama sekali (rendah) padahal pasien Covid-19 telah ditangani dengan baik di RSUD Merauke. Karena itu, pemerintah harus memberi penghargaan yang sesuai (dengan hasil kerja),” kata Beata Fenong, peserta aksi.
Insentif bagi petugas yang menangani pasien Covid-19 dicairkan secara rapel, yakni dari Maret hingga Oktober. Para pegawai kesehatan sebelumnya juga melancarkan protes lantaran intensif bulanan tersebut telat dicairkan.
Menurut Fenong, nilai insentif yang diterima setiap karyawan juga tidak sama padahal mereka menghadapi risiko yang sama saat bertugas. Nilai insentifnya pun jauh dari harapan.
“Saya hanya terima Rp2 juta untuk insentif dari Maret hingga Oktober. Masak, (hasil kerja) kami hanya dihargai segitu. Jelas, kami tidak terima,” katanya.
Aksi mogok kerja pegawai RSUD Merauke mendapat perhatian Bupati Frederikus Gebze. Dia menyambangi dan berdialog dengan para peserta aksi.
“Kami menghargai aspirasi dari tenaga medis maupun nonmedis, yang memprotes (nilai) insentif. Pemerintah (Kabupaten Merauke) pasti akan menindaklanjutinya (mengupayakan penyelesaian),” kata Gebze. (*)
Editor: Aries Munandar