Portal Berita Tanah Papua No. 1 | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Hari terakhir rapat tahunan Badan Pekerja Lengkap (BPL) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) ke-53 di Nabire, pekan lalu, menghasilkan beberapa fokus kerja yang akan digenjot dalam dua tahun mendatang. Salah satunya adalah “menjala” puluhan ribu jiwa melalui penginjilan dan pemuridan.
Rapat BPL yang dihadiri ratusan penginjil untuk evaluasi jalannya pelayanan salama setahun terakhir berlangsung selama tiga hari, 28-30 November 2016, di Nabire.
Presiden GIDI Pendeta Dorman Wandikbo mengatakan, “visi untuk lima tahun ini adalah 10 ribu jiwa umat GIDI masuk surga,” katanya kepada Jubi, Senin (5/12/2016).
Sejak terpilih menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi gereja berbasis orang asli Papua itu, Pdt. Dorman Wandikbo dan wakil presiden Pdt. Usman Kobak bersama seluruh badan pengurus pusat GIDI mengusung visi “umat GIDI masuk surga,” melalui dua program besar: penginjilan dan pemuridan.
Tiga tahun berjalan, klaim pimpinan GIDI itu menyebutkan telah menginjili dan memuridkan 6 ribu jiwa. “Dalam evaluasi tiga tahun kemarin, sudah mencapai 6 ribu jiwa lebih, yang sudah bertobat dan menerima Yesus sebagai juru selamat pribadi. Dan dalam pelayanan dua tahun ke depan, kami optimis bisa capai target kami yaitu 10 ribu jiwa atau bisa lebih,” ujarnya.
Badan pekerja pusat yang mengontrol dan mendistribusi para penginjil dari daerah pedalaman hingga perkotaan di Papua, wilayah Indonesia lain, hingga luar negeri itu menerapkan beberapa metode dalam mencapai visinya.
Sekretaris wilayah Yahukimo saat memberi pandangan dalam rapat BPL GIDI di Nabire – Jubi/Yuliana Lantipo
“Pertama, memberikan metode penginjilan kepada para penginjil GIDI; kedua melatih para pendeta untuk melakukan pembinaan jemaat; ketiga pelayanan langsung oleh BPP ke wilayah-wilayah, melakukan seminar, dan KKR; keempat BPP terus memperkuat sekolah-sekolah Alkitab GIDI salah satunya untuk persiapkan mahasiswa dan mahasiswi,” ucap pendeta. GIDI telah memiliki 22 sekolah Alkitab yang tersebar di daerah-daerah di tanah Papua.
Kartu Pendeta dan satu pintu OKMC
Dalam rangka mengawasi para penginjil dan mencegah jangan ada oknum yang mengatasnamakan “pendeta GIDI”, salah satu penginjil dalam rapat mengusulkan agar setiap pendeta gereja tersebut dibekali dengan kartu Pendeta GIDI. Usulan tersebut diterima forum dan memutuskan untuk memperbaiki managemen tentang cara mengirim misionaris lokal, nasional, dan internasional.
“Semua lewat satu pintu yaitu OKMC (Otto Kobak Mission Centre),” kata pendeta Dorman.
Berikut beberapa program kerja yang akan menjadi fokus kerja BPP GIDI dan Yapelin (Yayasan Pelayanan Injili)—yayasan milik GIDI—dalam dua tahun mendatang. “Yapelin akan menangani pelayanan khusus holistik. Seperti pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi jemaat. Sementara BPP terkait pemuridan dan penginjilan.”
“Tahun 2017 dan 2018, pelayanan BPP GIDI akan difokuskan pada pelayanan ditingkat wilayah, klasis, daerah, dan jemaat-jemaat untuk pelayanan pemuridan dan pembinaan jemaat.”
Sementara itu, fokus kerja Yapelin dibawah pimpinan David Silak, akan mengerjakan program-program pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi jemaat.
Pada bidang pendidikan, GIDI telah melahirkan ribuan penginjil yang dihasilkan dari sekolah-sekolah Alkitab dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebanyak 22 sekolah dan tersebar di berbagai daerah pelayanan di tanah Papua. Diantaranya STAKIN dan STT GIDI di Sentani.
Peserta Rapat BPL saat mengisi rapat dengan permainan – Jubi/Yuliana Lantipo
“Tahun 2017-2018, kami akan membuka Sekolah Teologia (berbahasa) Lani di wilayah Yamo, Klasis Mulia, Puncak Jaya,” ujar pendeta Dorman.
Selain itu, Yapelin juga menjalankan program beasiswa untuk pemuda dan pemudi GIDI ke luar negeri. “Mereka pergi, belajar, dan kembali untuk melayani Tuhan menjalankan pemuridan dan pengijilan, menangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan.”
Bangun lima klinik kesehatan
Pendeta Dorman Wandikbo juga mengatakan, seluruh umat GIDI akan segera memiliki sekiranya lima klinik kesehatan baru yang akan dibangun dalam dua tahun berjalan. Ia mengatakan, sudah menjadi pengetahuan semua orang di tanah ini bahwa isu kesehatan menjadi salah satu kebutuhan penting bagi manusia Papua yang kerap menghadapi kesulitan saat berobat.
Kader GIDI yang juga Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak, yang turut hadir dalam rapat BPL GIDI ke 53 di Nabire. – Jubi/Yuliana Lantipo
“Saat ini kami sudah punya tiga klinik kesehatan: Klinik Kalvari di Wamena, Klinik Margi Martin di Sentani, dan Klinik Immanuel di Mulia dan kami akan tambah lagi di daerah lain. Kami harapkan dapat membantu umat yang membutuhkan layanan dalam bidang kesehatan. Pelayanan klinik ini terbuka bagi seluruh orang,” kata pendeta.
Rapat BPL GIDI tahun 2016 ini juga menegaskan kembali untuk tetap melaksanakan konferensi GIDI lima tahunan pada November 2018 untuk memilih presiden dan wakil presiden GIDI yang baru. Penegasan itu dilontarkan Presiden GIDI Pdt. Dorman Wandikbo yang juga sebagai pimpinan Rapat BPL, menanggapi permintaan kader GIDI yang juga Kepala Daerah Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak untuk menunda konferensi pada 2019. Bupati Ham Pagawak yang sekaligus menjadi ketua Panitia Konferensi 2018 itu meminta pengunduran waktu karena dirasa akan mengganggu proses persiapan kegiatan yang akan berlangsung dalam tahun yang sama dengan persiapan pemilihan kepala daerah di wilayahnya.
“Konferensi Umum November 2018 akan tetap berjalan sebagaimana diatur dalam aturan yang sudah ada, tidak ada penundaan. Itu semua atas kesepakatan seluruh peserta Rapat BPL GIDI ke-53 di Nabire,” tandasnya. (*)