Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Manajemen Persipura melalui Sekretaris Umum (Sekum) Persipura Rocky Bebena mengapresiasi kinerja dari tim Satgas anti mafia bola yang telah bekerja keras untuk memberantas praktik pengaturan skor yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSSI, Joko Driyono (Jokdri) akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Manajemen Persipura menilai, dengan ditetapkan beberapa petinggi PSSI sebagai tersangka membuat klub-klub dibawah naungan federasi sudah tidak was-was lagi dengan kompetisi Liga 1 mendatang.
“Ini langkah maju sepak bola Indonesia. Ke depan kami harap PSSI dan operator liga bisa lebih transparan dalam mengelola kompetisi sepak bola Indonesia pasca Ketum ditetapkan sebagai tersangka,” katanya kepada Jubi belum lama ini.
Kata Rocky yang juga Kadispora Kota Jayapura tersebut mengatakan sudah saatnya bertindak adil dan tidak plinplan dalam mengurusi sepak bola Indonesia, terkait regulasi dan juga bobot kompetisi agar bisa menciptakan apa yang namanya profesionalitas.
“Apa yang sudah ditetapkan dalam aturan dan regulasi harus dijalankan. Jangan hanya bicara pada konsep saja tetapi penerapan regulasinya berbeda. Ini justru membuat kontestan (klub) jadi tidak percaya terhadap federasi juga operator liga,” ujarnya.
Rocky pun menuturkan, jika terungkapnya kasus yang menjerat pentolan PSSI itu akan menimbulkan kembali semangat dari para kontestan yang sudah cukup lama memimpikan kualitas kompetisi yang sehat dan benar-benar bersih.
“Setelah kasus tersebut terungkap, ini bisa mengurangi kekhawatiran pihak klub terhadap kelompok-kelompok mafia yang menghantui persepakbolaan Indonesia selama ini,” katanya.
Penetapan tersangka itu diberlakukan setelah Satgas Anti Mafia melakukan penggeledahan di apartemen Jokdri yang berlokasi di Apartemen Taman Rasuna, tower 9 lantai 18 unit 0918 C, Jalan Taman Rasuna Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (14/2/2019).
Jokdri merupakan tersangka ke-15 terkait kasus pengaturan skor yang tengah ditangani Satgas. Seluruh tersangka itu berasal dari kasus pertandingan sepak bola yang terjadi di Liga 2 dan Liga 3.
Sebelumnya, Nico Dimo selaku anggota Exco PSSI Papua berharap harus ada asas praduga tak bersalah terhadap Plt. Ketum PSSI, Joko Driyono.
“Tentu ini pukulan yang mengharuskan Federasi Sepakbola Indonesia mengintropeksi secara mendalam. Apa yang sedang ditindaklajuti oleh pihak penyidik Polri lewat Satgas mafia bola merupakan adanya keluhan dan keinginan masyarakat sepakbola Indonesia karena mereka mulai muak dengan segala bentuk persoalan sepakbola Indonesia yang sudah sangat-sangat sakit,” ujarnya.
Dikatakan, kasus pengaturan skor, keterlibatan anggota Exco PSSI Pusat hingga penentuan pemenang kompetisi sudah pada puncaknya dan masyarakat berharap PSSI perlu diultimatum.
“Masyarakat sudah pada titik jenuh melihat sepak bola Indonesia yang minim prestasi karena adanya mafia-mafia yang mengambil keuntungan pribadi dari kepentingan negara dalam dunia sepak bola. Saya rasa, PSSI perlu dibersihkan,” katanya. (*)
Editor : Edho Sinaga