Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Uskup Keuskupan Timika, Papua, Mgr. John Philip Saklil Pr, mengatakan perayaan Paskah tahun 2018 harus menjadi sebuah langkah pengentasan kemiskinan, pembebasan ketersingkiran yang terpinggirkan, khususnya orang asli Papua (OAP) di tanah leluhurnya.
“Semoga Paskah membawa harapan baru. Tidak ada yang mustahil bagi mereka yang percaya. Derita dan sesulit apa pun hidup kita Tuhan tetap setia menyertai dan mengukir kita sesuai dengan rancangannya,” ujar John Philip Saklil, kepada Jubi, Jumat, (31/3/2018).
Dengan semangat Paskah kali ini Gereja Katolik mengajak umàt harus bekerja dengan semua pihak yang berkehendak baik untuk melindungi dan mengelolah sumber hak hidup bagi OAP. “Secara layak dan bermartabat. Hidup bersama Tuhan membawa perubahan bagi orang asli Papua,” ujar Philip Saklil menambahkan.
Ajakan bertepatan Paskah itu dikaitkan dengan kondisi Papua yang menunjukan sumber hak hidup masyarakat telah dialihfungsikan oleh politik pembangunan dan kepentingan usaha.
Situasi itu semakin diperparah oleh ketidakmampuan masyarakat lokal mengelolah hak hidupnya, serta mentalitas konsumtif dan hidup berfoya-foya yang akan menjadi ancaman bencana.
Menurut Saklil, umat yang percaya pada Tuhan dan kebangkitan akan selalu memberi hati dan aksi bagi masyarakat lemah menghadapi arus perubahan.
Pastor Dekan Dekenat Paniai, P. Marten E. Kuayo Pr, menyebutkan salah satu wujud kebangkitan Kristus dalam hidup Kristiani adalah solidaritas sosial. “Sebab itu adalah ungkapan nyata dari cinta kasih Kristiani yang hangat,” kata Kuayo.
Menurut dia, umat manusia bangkit bersama Kristus dalam mewujudkan kebaikan bersama, guna memajukan keutuhan ciptaan. (*)