Jayapura, Jubi – Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Papua, Aaron Rumainum mengatakan pola hidup dan kebersihan lingkungan menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di delapan kabupaten/kota, di Papua.
“Jadi penyebabnya bukan hanya nyamuk, tapi perilaku manusia turut menyebabkan perindukan nyamuk meningkat, seperti menggantung pakaian di dalam rumah, tidak menguras bak mandi dan lainnya,” kata Rumainum, di Jayapura, Selasa (12/2/2019).
Jentik nyamuk pembawa virus DBD bisa berkembang dengan pesat, apalagi curah hujan saat ini di Papua sangat tinggi.
“Ketika ada satu penderita, maka jentik nyamuk yang dalam waktu 15 hari berkembang menjadi nyamuk betina dewasa akan menggigit orang sakit dan membantu menyebarkan ke orang sehat,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah, pihaknya sudah meminta kabupaten/kota untuk melakukan pengasapan (fogging) dan membagikan bubuk Abate ke masyarakat. Meskipun pengasapan bukanlah strategi untuk memberantas sarang nyamuk.
“Masyarakat harus diberdayakan untuk memberantas sarang nyamuk dengan 3M yakni, menguras bak mandi, mendaur ulang barang bekas, menutup tempat penampungan air, sementara plusnya itu seperti memperbaiki talang air rusak seminggu sekali, menggunakan kelambu dan lainnya,” katanya.
Menurut ia, Dinas Kesehatan Papua mencatat dari jumlah kasus dua penderita DBD meninggal dunia, yang mana daerah yang terdapat kasus ini yakni, Kabupaten Biak Numfor sebanyak 40 kasus, Nabire 8 kasus, Merauke 22 kasus, Kota Jayapura 19 kasus, Mimika 8 kasus, Asmat 11 kasus, Boven Digoel 16 kasus dan Kabupaten Sarmi 1 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Adolf Bolang, mengungkapkan selama Januari hingga Februari 2019, sebanyak 16 orang terserang DBD.
“Semuanya terkonfirmasi, baik yang rawat jalan maupun inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), RS Bunda, RS Angkatan Laut, dan puskesmas serta di sejumlah dokter praktek,” kata Bolang.
Ia mengaku ada beberapa pasien DBD telah sembuh dan kembali ke rumah masing-masing. Sedangkan lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
“Saya belum mendapatkan laporan jumlah pasien DBD yang masih jalani perawatan,” ujarnya. (*)
Editor: Syam Terrajana