Ini bukti racun dalam tubuh Alexei Navalny

Papua,
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Tim dokter yang menangani Alexei Navalny menemukan jejak senyawa yang diyakini dipakai untuk meracuni tubuh tokoh oposisi Rusia itu. Pemeriksaan menyeluruh terhadap Alexei Navalny oleh Rumah Sakti Charite Berlin, Jerman itu dinilai berhasil menemukan penyebab kritikus anti-pemerintah Rusia menalami koma.

Read More

“Kami telah menemukan keberadaan Cholinesterase Inhibitors di dalam sistem tubuhnya,” ujar pernyataan pers Rumah Sakit Charite, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Selasa, (25/8/2020).

Baca juga : Pemungutan perubahan UU Rusia, Putin bisa berkuasa hingga 2036 

Rusia tuduh oposisi Bolivia pemicu gelombang kekerasan

Pemimpin oposisi Belarus kabur usai Pilpres rusuh

Meski diakui tidak semua hal yang mengandung Cholinesterase Inhibitors bersifat berbahaya. Rumah sakit menyebut beberapa obat mengandungnya untuk merawat salah satunya pasien demensia. Sebab, obat itu bisa meningkatkan kinerja transmitter di otak agar semakin aktif meningkatkan komunikasi dari satu sel ke sel lainnya.

Cholinesterase Inhibitors juga bisa menimbulkan efek samping berbahaya. Beberapa di antaranya mulai dari gejala pusing, muntah, diare, tekanan darah tinggi, hingga tidak sadarkan diri.

Pihak Rumah Sakit Charite Berlin belum bisa memberikan detil lebih lanjut terkait keberadaan Cholinesterase Inhibitors di tubuh Alexei Navalny. Hal itu masih mereka selidiki untuk mendapatkan info yang lebih pasti.

“Pasien juga masih berada dalam kondisi koma di ruang perawatan intensif. Kondisinya memang serius, namun tidak lagi dalam kondisi kritis yang mengancam nyawanya,” ujar pernyataan pers rumah sakit itu.

Alexei Navalny adalah kritikus asal Rusia yang mendadak jatuh koma ketika melakukan perjalanan dari Siberia ke Moskow, pada Kamis pekan lalu. Ia ditemukan dalam keadaan tersungkur di kamar mandi pesawat yang ia tumpangi.

Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Omsk setelah pesawat yang ia tumpangi mendarat kembali di Siberia. Namun, ia tidak lama dirawat di sana karena beberapa hari kemudian dipindahkan ke Jerman. Pihak keluarga meminta agar Navalny dipindah dengan keyakinan ia akan dibiarkan mati oleh dokter di Siberia. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply