Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jakarta, Jubi – UNRWA, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, menarik sejumlah staf internasional dari Jalur Gaza dengan alasan keamanan. UNRWA menyatakan evakuasi diperlukan setelah sejumlah stafnya mendapat perlakukan kekerasan.
"Baru-baru ini, beberapa orang staf mendapat perlakukan tidak menyenangkan dan dicegah melakukan tugas mereka oleh individu-individu yang memprotes kebijakan organisasi terkait situasi keuangan yang tengah dihadapi UNRWA." ujar sumber ditulis CNN Indonesia, Selasa (2/10/2018).
Evakuasi tersebut dilakukan setelah aksi demonstrasi dilakukan sejumlah pegawai lokal UNRWA yang merupakan warga Palestina. Mereka protes setelah badan tersebut memutus hubungan kerja beberapa pegawai lokal lantaran krisis pendanaan.
Seorang sumber menuturkan UNRWA mengevakuasi 13 staf internasional, sementara enam lainnya tetap berada di Gaza. "UNRWA hari ini memutuskan menarik sejumlah staf internasional keluar dari Gaza untuk sementara menyusul serangkaian insiden keamanan yang dikhawatirkan berdampak pada para staf di wilayah itu," kata badan tersebut melalui pernyataan.
Hani al-Omari, seorang karyawan lokal UNRWA mengatakan bahwa puluhan orang yang diberhentikan sedang berkumpul di halaman sebuah hotel tempat sejumlah staf internasional disebut menggelar rapat. Beberapa dari staf lokal UNRWA bahkan mengerubungi kendaraan salah satu staf internasional.
"Kami ingin mengirim pesan kepada mereka bahwa mereka tidak akan merasa nyaman ketika mereka berencana mengeksekusi kami dengan memberhentikan kami," kata al-Omari.
Meski memindahkan sejumlah stafnya, UNRWA menegaskan beberapa staf internasional dan direktorat operasional badan itu akan tetap berada di Gaza. Organisasi itu akan terus beroperasi meski ada pengurangan sejumlah pasukan.
UNRWA sedang menghadapi krisis pendanaan, terutama setelah Amerika Serikat memutuskan menghentikan seluruh dana bantuannya bagi organisasi itu.
AS selama ini merupakan donor terbesar organisasi yang memfasilitasi bantuan bagi setidaknya 5 juta pengungsi Palestina. Nilai sumbangan lebih dari US$ 350 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun setiap tahun. (*)