Ini alasan menteri Sri Mulyani sarankan publik makan di Warteg

Salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di jalan raya Entrop - Jubi/Ramah

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyaran agar publik bisa membeli makanan di Warung Tegal atau membeli dari usaha tetangga meski sifatnya kecil. Sri Mulyani mengatakan peran semua orang penting dalam menggerakkan perekonomian di tengah pandemi yang tidak bisa hanya berekspektasi dan bergantung kepada peran pemerintah.

Read More

“Banyak hal bisa dilakukan misalnya enggan membeli makanan di Warung Tegal dekat rumahmu atau membeli dari temanmu yang dulunya misalnya bekerja di hotel dan sekarang menjual makanan,” ujar Sri Mulyani, Rabu, (19/8/2020).

Baca juga : PT SMI talangi dana pembangunan Trans Yapen

Dongkrak penjualan, UMKM di Kota Jayapura jualan via online

17 ribu UMKM di Kota Jayapura terdampak pandemi Covid-19

Menurut Sri, publik bisa berkontribusi signifikan melalui pola pikir dan perilaku konstruktif. Ia meyakini dampaknya akan sangat besar jika hal tersebut dilakukan oleh 260 juta penduduk Indonesia.

Menteri keuangan itu mengatakan solidaritas sosial akan menciptakan ketahanan dan kekuatan bagi Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Di sisi lain, pemerintah pun akan menjalankan perannya dalam mendukung ekonomi, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah yang jumlahnya mencapai 64 juta pelaku usaha.

UMKM dinilai berperan penting dalam fungsi jaring pengaman sosial di masyarakat. Termasuk berkaitan dengan penciptaan pekerjaan dan ketahanan ekonomi. Hal itu menjadi alasan saat ini pemerintah telah memberikan banyak dukungan.

“Misalnya pajak yang sudah dibebaskan, lalu adanya relaksasi pokok pinjaman, subsidi bunga, dan memberikan bantuan untuk pengusaha ultra mikro, juga penjaminan modal kerja,” ujar Sri Mulyani menjelaskan.

Menurut Sri, pemerintah juga memberikan dukungan pada sektor padat karya dan menggulirkan program yang mempromosikan agar masyarakat membeli produk lokal. Tercatat survei Bank Indonesia yang dipublikasikan Juni lalu menyimpulkan sektor yang paling terkena dampak pandemi adalah UMKM. Sebanyak 72 persen pelaku UMKM mengalami penurunan penjualan hingga masalah permodalan. Tercatat data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut saat ini jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64 juta unit usaha atau 99 persen dari total unit usaha di dalam negeri. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply