Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Perusahaan farmasi Pfizer akhirnya mendapat pengesahan dari badan regulator obat-obatan Inggris untuk mendistribusikan vaksin Covid-19. Sesuai estimasi semula, Pfizer dan rekannya, BioNTech dari Jerman akan mengupayakan distribusi dimulai sesegera mungkin Desember ini.
“Ini akan menjadi yang pertama di mana penduduk dunia di luar uji klinis kami mendapat kesempatan imunisasi Covid-19,” ujar CEO BioNTech, Uhur Sahin, dikutip dari CNN, Rabu, (2/12/2020).
Baca juga : Industri farmasi ini sebut vaksin Covid-19 akan menjangkau dunia
AS tak gabung program vaksinasi Covid-19 dengan WHO
WHO mendesak Rusia mentaati pedoman produksi vaksin
Jika tidak ada halangan, vaksin Covid-19 garapan Pfizer dan BioNTech akan mulai didistribusikan paling cepat pekan depan. Kementerian Kesehatan dan Layanan Sosial Inggris menjanjikan update sesegera mungkin soal mekanisme distribusi.
Mengacu pada kabar selama ini, maka kelompok lansia dan petugas medis akan didahulukan untuk pemberian vaksin Covid-19 di Inggris. Namun, apabila Inggris mengikuti mekanisme yang diterapkan Amerika, maka petugas medis dan penghuni panti perawatan yang akan didahulukan.
“Untuk mendukung program vaksinasi Covid-19 ini, sangat vital untuk semua elemen masyarakat tetap patuh pada pembatasan sosial di area masing-masing agar virus terkendali dan pekerja medis tidak terbebani,” ujar Kementerian Kesehatan dan Layanan Sosial Inggris.
Vaksin itu akan tersedia mulai pekan depan. Layanan Kesehatan Nasional (NHS) memiliki pengalaman puluhan tahun dalam hal menjalankan program vaksinasi berskala besar. “Persiapan untuk memastikan mereka yang berhak mendapat vaksin terlayani mulai dilakukan,” ujar kementerian menambahkan.
CEO Pfizer Albert Bourla, mengatakan pengesahan ini adalah target yang mereka incar sejak lama dan menjadi pencapaian bersejarah dalam perang melawan Covid-19.
“Kami memberikan aplaus kepada Agensi Regulator Produk Obat-obatan dan Layanan Kesehatan Inggris atas kemampuannya mengkaji (vaksin COVID-19) dan mengambil tindakan untuk membantu warga Inggris,” ujar Bourla. (*)
Editor : Edi Faisol