Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Kepala Distrik Bouwobado, Daniel Yatipai, mengatakan selama ini mereka terkendala dengan infrastruktur jalan dan jembatan. Oleh karena itu, ia mengusulkan dua hal tersebut dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deiyai, pada Jumat (13/3/2020) lalu, di Aula Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deiyai.
“Memang jalan ini harus dibangun, harus buka isolasi. Saya kira hanya satu gunung yang belum bongkar. Arah dari Timika juga sudah, terus dari Deiyai juga sudah, jika satu gunung itu sudah dibongkar, maka kita bisa akses dengan cepat melalui jalur darat,” katanya, belum lama ini.
Menurut dia, apa yang diusulkannya merupakan hasil dari musrenbang tingkat desa dan distrik, yang disampaikan saat musrenbang tingkat kabupaten.
Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi PKB DPRD Deiyai, Naftali Magai, berharap Pemkab Deiyai menerima usulan tersebut.
“Saya minta pemkab terutama Bappeda agar jangan mengurangi atau pun menghilangkan program yang diusulkan oleh Kepala Distrik Bouwobado saat musrenbang,” ujarnya, di Nabire, Selasa (17/3/2020).
Pasalnya, kata Magai, keberadaan distrik tersebut di daerah terluar dan jauh jangkauannya dari pemerintah setempat. Sehingga ia berkeyakinan apabila dua program yang diusulkan yakni jalan dan jembatan disetujui, maka akses menuju distrik itu lebih mudah.
“Bouwobado ini jauh dari ibu kota kabupaten, harus dijangkau pakai helikopter. Tapi kalau pemerintah bangun jalan, maka pasti akses jadi mudah,” ucapnya.
Selama ini, Magai, yang juga berasal dari Bouwobado ini mengatakan, distrik tersebut terkesan dilupakan bahkan semua usulan distrik diabaikan usai pembahasan musrenbang.
“Tapi kali ini jangan terulang lagi. Usulan itu kepala distrik sampaikan di depan kami. Kami juga saksikan. Nanti kami akan kawal,” katanya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo