Indonesia bebas malaria, indikatornya Papua

Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1

Jayapura, Jubi – Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Subuh mengatakan, sedikitnya ada 251 kabupaten/kota di Indonesia yang telah terbebas dari penyakit malaria. Sementara 41 kabupaten dikategorikan sebagai endemis tinggi malaria, termasuk beberapa kabupaten di antaranya ada di Papua.

"Kami memberikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Papua terkait program eliminasi malaria ini. Untuk target 2030 Indonesia bebas malaria, indikatornya adalah Papua," ucap Mohammad, Saat memberikan paparan pada acara Workshop Percepatan Eliminasi Malaria di Papua.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian Kesehatan, Kemendagri juga Bappenas, Lembaga Donor. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, di Sasana Krida kantor Gubernur Dok II Jayapura, Senin (8/5/2017).

Menurutnya, peran Pemerintah dan DPRD sangat penting agar bisa menggerakkan seluruh sektor. "Di Papua ini banyak rawa-rawa, kita sudah bagikan kelambu tapi ternyata malaria masih banyak. Oleh karena itu peran seluruh elemen masyarakat juga sangat penting, untuk dapat memahami pentingnya dilakukan pencegahan terhadap penyakit ini," tuturnya.

Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, lanjut Mohammad, program eliminasi malaria ini telah dijadikan program nasional yang ada di Buku I Bappenas, yang dipantau langsung Sekretariat Presiden.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg Aloysius Giay menyebutkan, di Papua setidaknya terdapat dua daerah yang berhasil menurunkan angka penderita malaria, yakni Kabupaten Lanny Jaya dan Biak Numfor. Sementara itu, enam wilayah lain masih dikategorikan endemis tinggi yakni kota Jayapura, kabupaten Jayapura, Keerom, Nabire, Jayawijaya, Boven Digul, dan Sarmi.

Pimpinan Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA), Dr. Nafsiah Mboi berharap seluruh wilayah Papua sudah terbebas dari penyakit malaria pada pelaksanaan PON XX tahun 2020 mendatang.

"Saya ingat 2014 lalu di Istana Negara, Gubernur Lukas Enembe dihadapan Presiden kala itu menyampaikan kesiapannya menjadi tuan rumah pelaksanaan PON 2020. Tentunya kalau mau jadi tuan rumah, harus bebas dari penyakit malaria. Sebab kalau tidak, nanti tidak ada orang yang mau datang ke Papua pada perhelatan PON karena takut dengan penyakit ini," ujar Nafsiah. (*)

Related posts

Leave a Reply