Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – India mengerahkan kapal perang ke Laut China Selatan, sebagai buntut dari bentrokan dengan China di perbatasan Himalaya. Tercatat tentara China dan India sempat terlibat bentrokan pada 15 Juni lalu di lembah Galwan di Ladakh. India mengaku 20 pasukannya tewas dalam bentrok tersebut, sementara China tidak mengungkap adanya korban jiwa.
Langkah India itu menuai protes dari Tiongkok, mereka melayangkan keberatan. China menolak kehadiran kapal Angkatan Laut India di perairan yang hampir seluru wilayahnya mereka klaim.
“Segera setelah bentrokan Galwan meletus di mana 20 tentara kami tewas, Angkatan Laut India mengerahkan salah satu kapal perang ke Laut China Selatan di mana Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat menolak kehadiran kekuatan lain yang mengklaim mayoritas perairan sebagai bagian dari wilayahnya,” kata sumber pemerintah kepada kantor berita ANI.
Baca juga : Jepang bakal ciptakan jet tempur canggih untuk hadapi China
AS tuding sejumlah media ini alat propaganda China
Ini yang dibicarakan Trump saat kunjungi India
Pengerahan segera kapal perang di Laut China Selatan sangat ditentang China karena mereka menganggap konflik di Lembah Galwan bisa diselesaikan lewat pembicaraan tingkat diplomatik. Dilansir dari NDTV, selama berada di Laut China Selatan, militer India terus melakukan komunikasi dengan Amerika Serikat. AS diketahui telah lebih dulu menempatkan kapal perangnya di perairan kaya sumber daya itu.
Sebagai bagian dari latihan rutin, kapal perang India terus memantau pergerakan kapal militer negara lain di sana. Mereka menambahkan bahwa seluruh misi dilakukan dengan diam-diam untuk menghindari sorotan publik. Sebelumnya Angkatan Laut India juga dilaporkan melakukan latihan militer bersama kapal induk AS USS Nimitz di Selat Malaka, dekat Kepulauan Andaman dan Nicobar.
Lokasi itu merupakan jalur Angkatan Laut Tiongkok untuk masuk wilayah Samudra Hindia guna mengawasi segala aktivitas. Sejumlah kapal China juga melewati Selat Malaka sambil membawa minyak atau mengambil kiriman dagang menuju benua lain. Perdana Menteri India Narendra Modi juga telah mengeluarkan peringatan setelah terjadi lagi ketegangan di perbatasan. Peringatan ini disampaikan setelah kesepakatan dengan China berujung buntu. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol