menunjukan ekonomi konsumen mengalami peningkatan dengan tingkat optimisme yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) setempat mencapai 100,08 pada triwulan ketiga 2019. Kondisi itu menunjukan ekonomi konsumen mengalami peningkatan dengan tingkat optimisme yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.
“Nilai ITK Papua pada triwulan keempat 2019 diperkirakan sebesar 106,19, hal ini mengindikasikan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang diperkirakan juga mengalami peningkatan dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi dibandingkan pada triwulan ketiga 2019,” kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis) BPS Provinsi Papua, Eko Mardiana, Rabu, (6/11/2019).
Baca juga : BPS: daya beli buruh pada Agustus 2019 tetap terjaga BPS latih petugas pemetaan serta pemutakhiran wilayah Nabire-Dogiyai
BPS Papua: Bagasi berbayar pengaruhi kunjungan wisman
Eko mengatakan meningkatnya kondisi ekonomi konsumen utamanya disebabkan oleh meningkatnya komponen pendapatan rumah tangga kini, sedangkan komponen indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi dan volume konsumsi barang atau jasa justru menurun.
Peningkatan tersebut diperkirakan terjadi di karena adanya peningkatan pendapatan rumah tangga mendatang, sedangkan perkiraan pembelian barang tahan lama, rekreasi dan pesta atau hajatan oleh konsumen justru menurun.
“Peningkatan pendapatan rumah tangga kemungkinan karena adanya pembayaran gaji ke-13 kepada aparatur sipil negara,” ujar Eko menjelaskan.
Sedangkan penurunan indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi, mungkinan disebabkan oleh terjadinya deflasi selama periode Juli hingga September terutama kelompok bahan makanan. “Penurunan harga ini diakibatkan oleh adanya penurunan harga hasil pertanian karena panen yang melimpah seperti cabai rawit dan merah,” kata Eko menambahkan.
BPS mencatat juga terjadi penurunan volume konsumsi barang atau jasa masyarakat akibat adanya kerusuhan yang terjadi di pada sejumlah wilayah di Papua selama Agustus hingga September 2019. (*)
Editor : Edi Faisol