Ilmuwan luncurkan program Darwinian untuk tangani kanker

Ilustrasi, pixabay.com
Ilustrasi, pixabay.com

Proyek “anti-evolusi” tersebut akan memusatkan kembali perhatian pada mengubah kanker menjadi penyakit yang bisa dikendalikan dengan obat selama bertahun-tahun.

Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,

Read More

London, Jubi – Ilmuwan kanker di Inggris meluncurkan program pengembangan obat “Darwinian” pertama di dunia. Pengobatan itu untuk mendahului melampaui kanker agar menjadi tahan obat,  bahkan terhadap pengobatan terbaru.

Proyek “anti-evolusi” tersebut akan memusatkan kembali perhatian pada mengubah kanker menjadi penyakit yang bisa dikendalikan dengan obat selama bertahun-tahun.

“Kemampuan kanker untuk menyesuaikan diri, berkembang dan menjadi kebal obat, menjadi penyebab utama banyak kematian akibat penyakit itu dan tantangan terbesar yang kita hadapi dalam mengatasinya,” kata Kepala Pelaksana Institute of Cancer Research (ICR), Paul Workman.

ICR yang berpusat di Inggris dan akan memimpin lembaga bagi Centre for Cancer Drug Discovery. dengan  dana sebesar 96,5 juta dolar AS dari ICR berusaha mengatasi tantangan evolusi kanker dengan menghalangi proses perkembangannya.

Tim di pusat baru tersebut mula-mula akan memusatkan perhatian pada dua jalur yang sebagai “penggembalaan evolusi”, melibatkan pemilihan pengobatan khusus awal yang memaksa sel kanker menyesuaikan diri dengan cara membuat sel itu sangat bisa dimasuki untuk obat kedua, atau mendesak sel ke ujung kematian evolusi.

Selanjutnya akan mengeksplorasi  klas obat baru yang mungkin untuk menyerang kemampuan kanker untuk berkembang dan menjadi kebal obat. Obat yang berpotensi itu akan dirancang untuk menghalangi tindakan molekul yang dinamakan protein APOBEC, yang ditemukan pada sistem kekebalan tubuh.

Para peneliti berharap kelas baru inhibitor APOBEC dapat dikembangkan dan diberikan bersamaan dengan pengobatan kanker yang terarah untuk berusaha dan mempertahankan kanker tetap di tempat dalam waktu yang jauh lebih lama.

“Terapi gabungan dengan menggunakan pengobatan saat ini dan baru juga akan dikaji,” kata Workman menjelaskan.

Seorang ahli dalam temuan obat kanker, Olivia Rossanese, akan memimpin tim biologi pusat baru tersebut. Ia mengatakan gagasannya membuat pusat keahlian global dalam pengobatan anti-evolusi sehingga para ilmuwan bisa menghentikan permainan berlomba melawan kanker.

“Pendekatan Dariwinian bagi temuan obat ini memberi kami kesempatan terbaik untuk mengalahkan kanker,” kata Olivia. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply