Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Yahukimo, Jubi – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) berdirinya Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) ke-56 di Indonesia, dilaksanakan dengan sejumlah kegiatan, oleh Panitia HUT Gereja Kingmi Papua Jemaat Imanuel Dekai.
Ketua Panitia HUT ke-56 tahun Gereja Kingmi Papua, Jemaat Imanuel Dekai, Alex Heluka mengatakan, sejumlah kegiatan yang dilaksanakan itu yakni pawai keliling Kota Dekai, Barapen (Bakar Batu) Wam dan dansa sembari bernyanyi lagu daerah yang berlangsung di halaman Gereja Kingmi Jemaat Imanuel Dekai, Klasis Suru-suru, jalan Logpon, Jumat (6/4/2018) di Dekai.
Alex Heluka mengatakan, sejak dipercayakan menjadi panitia HUT Kingmi dan Paskah sejak 16 Februari sampai 6 April 2018, pihaknya mengadakan sejumlah kegiatan fisik maupun non fisik sebagai modal utama dalam melaksanakan kegiatan, seperti menjalankan sumbangan wajib panitia, kas gereja, sumbangan wajib lima rayon, keluarga, bahkan adapula bantuan pribadi dari Wakil Bupati dan juga Pemerintah Kabupaten Yahukimo.
“Berdasarkan dengan sumbangan itu kami laksanakan HUT ke 56 tahun diantaranya pengadaan kostum, pawai, bakar batu hingga dansa dan tak lupa ibadah syukur serta berakhir dengan acara makan bersama hasil barapen,” kata Alex Heluka.
Selain itu, panitia tak hanya sendiri melaksanakan kegiatan besar dan akbar ini. Dukungan dari jemaat juga menjadi salah satu penunjang suksesnya penyelenggaraan HUT ke-56 Kingmi tersebut.
“Kemarin pada 5 April kami ada pawai dengan seluruh jemaat dan hamba-hamba Tuhan dan hasilnya berjalan baik dan lancar sehingga kami (panitia) mengucap syukur. Pawai itu sebagai partisipasi kami karena orang tua mereka dulu terima Gereja Kingmi dengan susah payah (pengorbanan) sehingga hasilnya kami ada ini maka kami merayakannya,” katanya kepada Jubi.
Heluka juga menyampaikan, tak hanya pawai, ada beberapa kegiatan lain yang dilaksanakan.
“Tidak hanya Pawai tetapi ada bakar batu wam sebanyak 4 ekor dan di depan kami saat ini juga ada dansa dengan nyanyian lagu daerah Yahukimo. Karena ini kami punya hari untuk dirayakan atas perjuangan orang tua dulu, dan sampai sekarang kami ada, maka intinya kami naikkan syukur atas kemenangannya,” kata Alex, pekan lalu.
Atas dasar itu, ia juga mengajak seluruh Jemaat Kingmi di Papua untuk merayakan serta melaksanakan HUT ini.
“HUT ini adalah umat Kingmi punya hari kemerdekaan, oleh sebab itu kita tidak boleh lihat sebagai hari biasa tetapi kita maknai perjuangan orang tua untuk mengembangkan organisasi Kingmi dari dulu sampai tahun 2018 sekarang genap ke 56 tahun. Maka itu, kita perlu ada kebangkitkan iman dan semangat serta mempertahankannya karena ini hari kemenangan kita,” ucap Heluka.
Sementara itu Gembala Jemaat Gereja Kingmi Imanuel Dekai, Pendeta Geradus Heluka mengatakan, selaku ketua koordinator menyampaikan terima kasih atas kerja keras seluruh panitia dalam menyukseskan kegiatan HUT ini.
“Mengapa ada pawai dan juga bakar batu? Kita lakukan karena semangat orang tua kami itu luar biasa, mereka tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan tapi dengan keterbatasan, perjuangan dan semangat yang mereka lakukan luar biasa terima organisasi gereja Kingmi. Maka kami anak-anak saat ini sedang menikmati dari perjuangan susah payah mereka, dalam menerima gereja Kingmi di Indonesia khususnya di Papua. Dengan keterbatasan naik gunung, turun lembah, pelayanan yang mereka lakukan dengan apa adanya. Maka melalui HUT ini, kita diingatkan kembali, jadi kita merayakannya,” kata Pendeta Geradus.
Lanjutnya, HUT yang dirayakan ini memiliki sejarah penting. Yakni sejak berdirinya Gereja Kingmi dari Misi Kamah (C & MA) ke Pribumi. Dirinya menjelaskan, pada masa itu, para tetua gereja memang hampir saja memberi nama Pribumi, tetapi dari pemerintah saat itu meminta namanya agar diubah menjadi Kingmi. Kemudian pada 2006, barulah namapun berubah menjadi Kingmi di Tanah Papua, karena Papua memiliki Otonomi Khusus.
“Kami berharap generasi kami yang ada dan generasi muda sampai dengan generasi berikut akan pegang terus, sampai menjadi 100 tahun berdirinya gereja ini (Kingmi),” kata Heluka. (*)