Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Mahalnya harga ikan segar di Kota Jayapura ternyata tidak mendongkrak harga jual ikan asin di Pasar Hamadi. Ketersediaaan pasokan dari berbagai wilayah membuat harga jual ikan asin tidak terpengaruh cuaca buruk yang selama dua bulan membuat ikan tangkapan nelayan yang dipasok ke Kota Jayapura berkurang drastis.
Penjual ikan asin di Pasar Hamadi, Asmi, mengatakan naiknya harga ikan segar di Jayapura tidak mempengaruhi harga jual ikan asin. “Harga ikan asin tidak pernah berubah dari dulu. Ikan asin puri, misalnya, harga yang dibanderol bervariasi mulai dari Rp60 ribu sampai Rp100 ribu satu kilogram, ikan terbang Rp80 ribu, cumi-cumi Rp100 satu kilogram,” kata Asmi di Pasar Hamadi, Jumat (1/3/2019).
Stabilnya harga ikan asin itu berkebalikan dengan lonjakan harga ikan segar di Kota Jayapura. Meski harga mulai turun dibandingkan dua bulan sebelumnya, harga ikan segar di ‘pasar kaget’ dekat Mapolres Jayapura di Doyo Baru, Distrik Waibhu, masih mahal akibat cuaca buruk yang melanda perairan Papua. Hingga pekan lalu, harga ikan segar berukuran sedang masih berkisar Rp35 ribu per enam ekor, sementara harga ikan ekor kuning masih sekitar Rp30 ribu per ekor.
Menurut La Farisi, pedagang ikan asin di Pasar Hamadi, pasokan dan harga jual ikan asin tidak langsung terpengaruh cuaca buruk yang melanda di perairan Papua sejak dua bulan terakhir. Sebagai ikan olahan yang diawetkan dengan cara diasinkan, masa penyimpanan ikan asin yang kebanyakan dipasok dari Sorong itu jauh melampaui lamanya musim gelombang tinggi dan cuaca buruk di laut, sehingga harga jualnya stabil.
“Karena sudah diolah, nilai jualnya juga sudah jauh lebih tinggi dibanding ikan segar. Saya menjual ikan asin lalosi Rp100 ribu satu kilogram. Harga ikan asin jenis puri, bervariasi antara Rp60 ribu sampai Rp100 ribu satu kilogram. Harga ikan asin jenis lainnya juga bervariasi,” jelasnya.
La Farisi juga menyatakan mahalnya harga ikan segar tidak serta-merta membuat warga Jayapura membeli lebih banyak ikan asin. “Sekarang penjualan ikan asin malah terbilang masih sepi. Nanti saat musim liburan panjang Idul Fitri, yang biasanya membuat penjualan ikan asin bertambah,” katanya.
Asmi menuturkan jumlah pembelian ikan asin oleh konsumsen memang berkurang jika dibanding masa perayaan Idul Fitri atau perayaan Natal. Akan tetapi, Asmi tetap memiliki pelanggan yang berbelanja. Stabilnya pasokan ikan asin yang didatangkan dari Sorong, dan stabilnya permintaan konsumen membuat harga jual ikan asin bertahan.
“Meski bukan masa perayaan Idul Fitri, pembeli ikan asin selalu ada. Kalau pasar sedang sepi, dalam satu haru saya bisa menjual 20 kilogram ikan asin berbagai jenis. Jika pasar sedang ramai, jumlah penjualan bisa meningkat hingga 50 kilogram perhari. Pembeli ikan asin relatif stabil, tidak sepi dan juga tidak ramai,” jelas Asmi.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G