Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Kepolisian sedang mendalami laporan adanya guru bersikap rasis dengan cara mengajak para muridnya memilih ketua OSIS seagama. Dugaan terhadap guru SMA Negeri 58 Jakarta terkait dugaan seruan bernada rasis atau SARA dari sang guru.
“Ada laporannya. Ini masih kita dalami dulu. Ini kan baru laporan, tapi ada yang menyangkut SARA,” kata Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP, Stefanus Tamuntuan, Kamis (5/11/2020).
Baca juga : Rasisme terhadap orang Papua dibicarakan di parlemen Inggris
Antara Hari Rasisme West Papua dan HUT Kemerdekaan RI
Tenggelamnya kasus rasisme di Wamena (bagian 1/2)
Stefanus mengatakan laporan terhadap guru itu telah diterima kepolisian pada 2 November lalu. Kepolisian bakal meminta keterangan dari pihak pelapor dan terlapor untuk mengklarifikasi perihal peristiwa yang dilaporkan.
“Semua pihak akan kita panggil untuk kita klarifikasi,” ucap Stefanus menambahkan.
Informasi yang dihimpun, guru berinisal TS mengajak murid untuk memilih ketua OSIS yang satu agama lewat sebuah pesan grup WhatsApp. Tangkapan layar pesan dalam grup WhatsApp itu kemudian beredar di media sosial. Salah satunya diunggah akun Twitter @digeeembokFC.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku prihatin dengan tindakan berbau SARA oleh salah satu guru di SMAN 58 Jakarta. Menurut Riza, guru tersebut bisa diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
“Nanti mungkin ada sanksi dalam bentuk lain. Nanti kita minta Dinas Pendidikan untuk mengatur,” kata Riza.
Riza menilai tindakan guru tersebut salah karena seorang tenaga pendidik tidak boleh melakukan hal-hal yang mengarah perlakuan rasis. “Memang salah, tidak boleh seorang pendidik, apalagi guru mengatur atau intervensi soal pilihan-pilihan OSIS,” kata Riza menjelaskan.
Saat ini guru tersebut sudah meminta maaf dan menyadari perbuatannya itu salah. Ia juga telah menginstruksikan agar Dinas Pendidikan dapat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
“Saya sendiri belum menerima laporan persisnya seperti apa. Harapan kami nanti Dinas Pendidikan bisa menyelesaikan dengan baik,” katanya. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol