Guru Prancis mogok terkait strategi hadapi Covid-19 di sekolah

Papua
Ilustrasi belajar di sekolah - Pixabay.com.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Paris, Jubi – Para guru di Prancis mogok kerja secara massal karena mereka menilai pemerintah gagal untuk mengadopsi kebijakan yang masuk akal bagi sekolah untuk pencegahan Covid-19 atau perlindungan siswa dan staf dari infeksi.

Read More

Rencana mogok dilakukan pada Kamis, (14/1/2022) hari ini disebut sebagai perjuangan para guru, orang tua, dan administrator sekolah telah untuk mengikuti aturan-aturan baru pengujian Covid-19, yang diumumkan sebelum akhir liburan Natal, yang berubah dua kali karena dikritik.

Baca juga : Inggris tawarkan suntikan Covid-19 untuk remaja
Covid-19 di AS, rumah sakit kekurangan tempat tidur ICU
Infeksi Covid-19 di Spanyol terus bertambah kematian di India mencapai 400 ribu jiwa

Tercatat pemerintah Prancis telah membalikkan kebijakan sebelumnya yang dengan cepat menutup kelas-kelas dengan kasus positif virus corona karena beberapa kerumitan dalam aturan-aturan yang diterapkan adalah harga yang harus dibayar untuk terus menjaga sekolah-sekolah dapat tetap buka.

Namun, lonjakan kasus infeksi pada tahun baru di Prancis mencapai rekor harian mendekati 370 ribu kasus dan telah menyebabkan melonjak di sekolah-sekolah.

Hal itu berarti banyak sekolah telah kesulitan untuk tetap mengadakan kegiatan belajar secara luring yang sebagian disebabkan adanya kasus infeksi di antara murid dan staf.

Selain itu, setiap kasus positif Covid-19 di sekolah juga mengakibatkan puluhan orang harus pergi ke laboratorium dan instalasi farmasi untuk pengujian. “Kelelahan dan kekesalan seluruh komunitas pendidikan telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata sebelas serikat pekerja dalam sebuah pernyataan bersama.

Serikat pekerja itu minta menteri dan pemerintah harus bertanggung jawab total atas situasi kacau ini akibat gencarnya perubahan kebijakan, protokol yang tidak berjalan dan kurangnya alat yang tepat untuk menjamin (sekolah) dapat berfungsi dengan baik.

Mereka memperkirakan banyak sekolah di Prancis akan ditutup pada Kamis besok dan sejumlah besar guru – termasuk sekitar 75 persen guru sekolah dasar – akan bergabung dalam aksi mogok kerja satu hari itu.

Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer mendesak para guru untuk tidak melakukan aksi mogok kerja. Dalam wawancara dengan BFM TV mengatakan  tidak bisa melakukan aksi protes terhadap virus.

Sebagai tanggapan terhadap pernyataan menteri pendidikan Prancis itu, serikat pekerja mengatakan mereka telah menyerukan pemogokan bukan untuk melawan virus tetapi karena kekacauan yang disebabkan oleh tes dan aturan pelacakan kontak, peningkatan risiko penularan dan kekurangan pasokan masker untuk staf. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply