Aksi yang berlangsung selama enam pekan berturut-turut itu jug menuntut tunjangan penuh pegawai negeri.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Rabat, Jubi – Ratusan guru muda di Maroko menggelar aksi protes di depan Kementerian Pendidikan di Kota Rabat, pada Rabu, (11/4/2019). Aksi yang berlangsung selama enam pekan berturut-turut itu menuntut keselamatan kerja dan tunjangan penuh pegawai negeri.
Para guru ingin menjadi pegawai kementerian pendidikan agar dapat menikmati secara penuh tunjangan pegawai, termasuk pensiun yang lebih baik dan hak untuk pindah kerja ke daerah lain.
Bulan lalu, polisi menggunakan meriam air guna mencegah sekitar 10 ribu guru yang berunjuk rasa bermalam di depan gedung parlemen.
Berita terkait : Belasan ribu guru di Maroko gelar protes
Menteri Pendidikan Said Amzazi mengancam akan memecat guru jika mereka tidak kembali mengajar, dengan mengatakan 7 persen dari 7 juta siswa di Maroko terkena imbas dari aksi tersebut.
Maroko, yang dilihat oleh sejumlah negara lain terhindar dari kekacauan selama dan setelah Arab Spring 2011, kerap dilanda aksi protes meski para demonstran jarang terlibat konfrontasi dengan pihak kepolisian.
Sekitar 55 ribu dari total 240 ribu guru dipekerjakan dengan kontrak yang diperbaharui oleh delegasi pendidikan regional sejak 2016 guna mengatasi kepadatan murid di sekolah-sekolah di perdesaan.
Maroko menaikkan anggaran pendidikan pada 2019 dari 561 juta dolar AS menjadi 7 miliar dolar AS, untuk meningkatkan akses dan memperbaiki infrastruktur pendidikan, terutama di sejumlah daerah yang sulit dijangkau. (*)
Editor : Edi Faisol