Papua No. 1 News Portal | Jubi,
SETIAP tahun, 7 Maret Pemerintah Kota Jayapura selalu merayakan ulang tahun kota yang mendapat julukan ‘Hongkong di waktu malam’. Tepatnya 7 Maret 1910, Kapten Infanteri F.J.P Sachses menetapkan kota Hollandia sebagai ibu kota Nederlands Nieuw Guinea.
Meskipun orang asli Port Numbai menyebut nama asli Hollandia adalah Bau O Bwai (bahasa Kayupulo), secara populer disebut Numbai. Sejak itu pula namanya Hollandia, kemudian masuknya pemerintah Indonesia 1963 diganti pula jadi Kota Baru dan selanjutnya Sukarnapura serta terakhir Jayapura.
Padahal mantan Wali Kota Jayapura MR Kambu pernah memfasilitasi diskusi publik soal, dari 110 peserta ternyata lebih dari 70 peserta menyetujui nama Port Numbai. Saat itu forum menyepakati pada HUT ke-100 Kota Jayapura pada 7 Maret 2010 akan meresmikan nama Port Numbai.
Port Numbai yang berarti Port pelabuhan dan Numbai menunjukkan nama tempat atau wilayah Numbai. Dari sejarahnya Teluk Numbai sudah menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal asing, termasuk armada perang tentara Jepang dan Sekutu di Hollandia ketika itu.
Walaupun penguasa di Kota Jayapura adalah seorang wali kota, tetapi pengembangan kota ini tak lepas pula dari peran seorang gubernur. Pasalnya ibu kota Jayapura juga berperan sebagai kota provinsi, sehingga hampir sebagian besar kebijakan diputuskan di Port Numbai alias Kota Jayapura.
Sayangnya nama Port Numbai tak pernah terealisasi secara hukum pemerintah, tetapi warga selalu memakai nama ini. Memang apalah arti sebuah nama tetap identitas sebuah kata selalu mengandung makna sesuai karakter masyarakat setempat.
Kota Jayapura terus berkembang sebagai kota internasional, semakin terwujud saat klub Persipura meladeni tim tamu asal Thailand Chonbury FC di Stadion Mandala. Persipura melawan Chonburi FC pada 13 April 2011, dalam babak penyisihan Grup H Piala Asian Football Confederation (AFC).
Saat itu aturan Asian Football Confederation (AFC) memberikan persyaratan bahwa stadion harus berstandar internasional, harus memiliki bandara internasional dan terdapat dua hotel berbintang empat sebagai tempat penginapan pemain dan wasit berlisensi AFC. Artinya, Kota Jayapura sudah dikunjungi pemain asing, termasuk mantan pemain Manchester United yang kini Direktur Akademi Manchester United Nicky Butt, rekan seangkatan David Beckham dalam generasi legendaris United, Class of 92.
Ketika itu Nick Butt dan Mateja Kezman eks striker Chelsea perkuat South China melawan Persipura pada 3 Mei 2011 di Stadion Mandala. Kunjungan klub-klub level Asia menggenapkan Kota Jayapura sebagai salah satu kota di Indonesia berlevel internasional.
Tak heran kalau perubahan wajah Kota Jayapura juga tak lepas dari peran para gubernur Papua. Bahkan Barnabas Suebu mantan Gubernur Papua dan Irian Jaya ikut pula merenovasi Stadion Mandala dengan dana sekitar 50 miliar rupiah. Begitu pula ikut mendorong pembangunan water front city di kawasan Ruko Dok II.
Meskipun saat itu warga Kajoe Pulo memalang dan memrotes pembangunan Ruko Dok II karena menyangkut hak ulayat laut masyarakat Kajoe Pulo. Tuntutan pembayaran hak ulayat laut berimbas pula pada pembangunan DPR Papua beberapa waktu lalu.
Penunjukan Kota Jayapura sebagai tuan rumah PON Papua 2020, menambah laju percepatan wajah ibu kota provinsi Papua ini. Gubernur Papua Lukas Enembe merombak total gedung negara peninggalan Belanda dan membangun gedung baru berkubah honai. Memang ada protes soal rumah warisan Belanda, tetapi kebijakan berada di tangan Gubernur Papua.
Istana Gubernur Papua atau gedung negara kini berwajah baru dan dianggap sebagai gedung putihnya (White Housenya) orang Papua. Bahkan penjabat Gubernur Papua Sudarmo mengakui bahwa gedung negara sangat menakjubkan.
Barnabas Suebu memulai pembangunan jalan lingkar Kota Jayapura (Ring Road), namun hingga kini belum selesai pembangunan. Bahkan pembangunan jembatan jalan Hamadi ke Skouw dan Holtekam zaman Gubernur Papua Lukas Enembe terus digenjot.
Jembatan Holtekamp, bakal menjadi ikon baru ibu kota Provinsi Papua, karena memiliki panjang keseluruhan 732 meter, jembatan yang nilai investasinya mencapai Rp 1,7 triliun itu didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua, dan APBD II Kota Jayapura.
Jembatan ini direncanakan akan selesai pada 4 Desember 2018, bersamaan dengan itu Stadion Papua Bangkit akan selesai pula dibangun pada Oktober 2018.
Hal yang sama dilakukan pula ketika mendiang Acub Zainal menjadi Gubernur Irian Jaya. Acub Zaenal adalah Gubernur Irian Jaya ke-5 masa jabatannya 29 Juni 1973 – 31 Maret 1975. Acub Zainal semasa menjadi Pangdam XVII/Cenderawasih ikut pula memugar stadion Mandala. Membangun Gedung Olahraga (GOR) APO, membangun perumahan Pemda Kotaraja dan Entrop.
Gudang-gudang milik pelabuhan sepanjang jalan Koti dan pasar lama Numbay dipindahkan ke Pasar Hamadi sekarang. Bahkan Acub Zainal pula yang membongkar kantor gubernur lama dan membangun kantor Gubernur Papua sekarang ini.
Tanpa mengurangi peran wali kota Jayapura, yang jelas pembangunan Kota Jayapura selalu bersinergi dengan peran para gubernur di tanah Papua sejak zaman Belanda sampai sekarang ini. Wainyambe selamat ulang tahun Kota Jayapura ke-108 tahun. (*)