Papua No. 1 News Portal | Jubi
Gubernur Papua, Lukas Enembe, minta perwakilan Pemerintah Indonesia di Kedutaan Besar (Kedubes) dan Konsulat Jenderal (Konjen) di Amerika, Eropa, dan Asia agar mendukung atau men-support kegiatan pendidikan yang sedang dijalani pelajar dan mahasiswa asli Papua di negara bersangkutan.
“Saya minta Kedubes dan Konjen di luar negeri memberikan perhatian khusus dan membantu seluruh aktivitas belajar anak-anak Papua yang sedang kuliah di luar negeri,” kata Gubernur Papua, Lukas Enembe, saat berdialog dengan mahasiswa Papua di Oregon, Amerika Serikat, Minggu malam, 5 Mei 2019.
Gubernur Enembe mengatakan anak-anak Papua yang dikirim ke luar negeri menimba ilmu bertujuan untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) asli Papua yang berkualitas, sehingga di masa depan mereka menjadi pionir-pionir di semua bidang pembangunan.
“Kalian adalah anak-anak Indonesia yang punya hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan terbaik, karena itu wakil pemerintah kita di luar negeri harus memberikan dukungan penuh kepada kalian,” katanya.
Dia menambahkan mahasiswa Papua yang sudah lulus agar menyumbangkan keahlian mereka bagi pembangunan di Indonesia. Sedangkan mahasiswa yang masih menuntut ilmu, memanfaatkan kesempatan baik tersebut untuk proses pembelajaran yang maksimal sehingga dapat berguna bagi bangsa dan negara Indonesia.
“Mereka adalah Warga Negara Indonesia yang wajib menjaga dan mengharumkan nama Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Minister Counsellor/Konsul Ekonomi KJRI San Francisco, Hanggiro Setiabudi, menyampaikan selamat kepada para mahasiswa Papua yang telah menyelesaikan studi di Amerika Serikat.
Dia memastikan bahwa Perwakilan Republik Indonesia di Amerika Serikat siap membantu dan mendampingi pelajar dan mahasiswa Indonesia jika menghadapi hambatan.
“Selamat kepada wisudawan dan wisudawati, kami minta seluruh mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat dapat menuntut ilmu dengan serius agar dapat memberikan manfaat bagi kemajuan Indonesia,” kata Setiabudi.
Di tempat yang sama, Atase Pendidikan dan Kebudayaan dari KBRI Washington DC, Popy Rufaidah, menginformasikan saat ini telah dibuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk magang (optional practical training) di sejumlah perusahaan di Amerika.
Popy mengajak mahasiswa Papua yang sudah menyelesaikan studi dan diwisuda dapat mengikuti magang di sana untuk menambah keterampilan dan pengalaman kerja.
“Kesempatan untuk magang (optional practical training) di perusahaan setempat selama 1 tahun setelah kelulusan, diharapkan mahasiswa Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini,” katanya.
Dia juga mengapresiasi prestasi generasi muda Papua yang mengharumkan nama Indonesia atas keberhasilan di bidang pendidikan. Sebanyak 10 mahasiswa Indonesia berasal dari berbagai provinsi diwisuda di Universitas Oregon Amerika.
Tujuh di antaranya berasal dari Papua dan tiga mahasiswa dari Jawa Barat dan Banten.
Dua mahasiswa asal Papua berhasil lulus dengan predikat membanggakan atas nama Sherina Fernanda Msen, jurusan Business Administration program Accounting Leadership and Management lulus dengan predikat Magna Cum Laude dan Yafeth Werijo, mahasiswa jurusan Ministry Linguistics meraih penghargaan ministry awards dari kampus Corban University.
Beasiswa untuk 5 wilayah adat
Gubernur Papua Lukas Enembe juga mengatakan saat ini Pemprov Papua menyiapkan proses seleksi beasiswa Otonomi Khusus (Otsus) 2019 bagi siswa unggul asli Papua yang berada di lima wilayah adat, yakni Mamta, Saereri, Anim Ha, La Pago, dan Mee Pago.
“Tahun ini proses seleksi beasiswa Otsus terbuka transparan di semua kabupaten dan kota di Papua yang berada di 5 wilayah adat Papua,” katanya, saat berdialog dengan mahasiswa Papua di Oregon Amerika Serikat, Minggu, 5 Mei 2019.
Gubernur mengatakan pendaftaran seleksi beasiswa Otsus tahun 2019 dilakukan secara terbuka dan langsung di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Provinsi Papua. Pendaftaran adiministrasi dibuka 1-11 Mei 2019.
“Kalau selama ini anak-anak yang diakomodir sebagian besar dari Jayapura, maka mulai tahun ini perekrutan dilakukan di semua kabupaten dan kota melalui SMA dan SMK, ini menjadi tugas kepala sekolah untuk menyiapkan pelajar asli Papua,” katanya.
Ia menyebutkan sejumlah dinas dan badan di Pemprov Papua terlibat dalam seleksi tersebut.
Sejak Januari 2019 telah disiapkan dokumen dan administrasi pendukung seleksi beasiswa Otsus, yaitu dokumen perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM), Standart Operasional Prosedur (SOP) tentang Mekanisme Rekrut Penerima Beasiswa dengan Standar ISO 9001 dan dokumen Pendayagunaan SDM Papua.
Gubernur mengingatkan mahasiswa Papua yang sedang menimba ilmu di Oregon dan kota-kota lainnya di Amerika, termasuk di Eropa dan Asia, agar kuliah dengan baik sehingga bisa menyelesaikan studinya tepat waktu.
Di tempat yang sama, Kepala Biro Otonomi Khusus (Otsus), Aryoko F Rumaropen, menjelaskan seleksi penerima beasiswa Otsus Papua digelar 1 Mei 2019 hingga pengumuman 29 Mei 2019.
Setelah pendaftaran 1-11 Mei dilanjutkan dengan tes akademik yang akan dibuka langsung Gubernur Papua di Jayapura.
Rumaropen mengatakan program beasiswa Otsus untuk siswa unggul asli Papua adalah program beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui Biro Otonomi Khusus Setda Provinsi Papua kepada putra-putri orang asli Papua lulusan SMA/SMK sederajat tahun 2019.
“Diharapkan setiap lulusan penerima beasiswa dapat berperan aktif dalam pembangunan Papua di masa yang akan datang,” katanya. (*)
Editor: Syofiardi