Jayapura, 10/5 (Jubi) – Kepala Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting menampik tudingan bahwa kehadiran mereka di Indonesia, sekaligus sedang membawa misi kusus untuk kepentingan asing. Hal itu dibantahnya, Kamis, (9/5) di Pelabuhan Jayapura-Papua.
“Jadi kalau kegiatan kami dianggap ditunggangi oleh kepentingan asing, itu tidak mendasar sama sekali. Kami terbuka untuk diskusi dengan siapapun,” bilang Ginting sembari mengakui pula bahwa ada satu dua orang yang melakukan penolakan terhadap kehadiran greenpeace di Indonesia.
“Ya betul. Tapi kalau mereka yang belum tau apa yang kami lakukan. Kami undang mereka tanggal 7 Juni di Jakarta. Siapapun dan dari pihak manapun bisa terima dan mendiskusikan apa yang mereka pikirkan. Ini untuk meluruskan greenpeace perlu ditolak. Karena kampanye kami pada pelestarian lingkungan, pelestarian keanekaragaman hayati hutan dan laut di Indonesia,”ujar lelaki asal Sumatera Utara itu.
Dia juga merasa heran mengapa ada orang-orang yang ingin menolak kedatangan greenpeace. Menurut Ginting, alasan kedatangan mereka di Indonesia karena sesuai misi greenpeace yakni datang untuk pelestarian lingkungan. Tidak ada kepentingan apapun. Bahkan mereka sudah mengantongi ijin.
“Sudah dapat ijin. Semua instansi relevan sudah memberi ijin. Dan sebetulnya tahun yang lalu tanggal 7 Juni 2012 yaitu greenpeace internasional bertemu dengan presiden SBY. Dan kami menunggu kedatangan Presiden di kapal ini di Jakarta,”bilang Ginting.
Menurut Ginting, mereka menganggap wajar jika ada yang menolak karena ada kepentingan yang tidak suka dengan greenpeace. Greenpeace dalam kiprahnya di dunia internasional bekerja independen karena tidak didanai dari pemerintah, perusahaan maupun partai politik. (Jubi/Roberth Wanggai)