Gloria Cahaya Papua, film dokumenter yang didedikasikan untuk Peparnas XVI

Papua
Konferensi pers film dokumenter Peparnas XVI, Gloria Cahaya Papua - Jubi/Sudjarwo Husain.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI akan diwarnai sesuatu yang spesial. Sebuah film dokumenter berjudul Gloria Cahaya Papua akan menghadirkan sesuatu yang berbeda dengan perhelatan Peparnas sebelumnya.

Film yang didedikasikan untuk Peparnas XVI itu mengangkat sebuah cerita perjuangan atlet penyandang disabilitas bernama Gloria.

Read More

Gloria diceritakan sebagai seorang atlet penyandang disabilitas yang kehilangan kakinya karena kecelakaan.

Executive Producer, Hamka Handaru menjelaskan, film ini mengambil cerita atau tema docudrama. Docudrama ini untuk mendokumentasikan kegiatan Peparnas XVI.

“Film ini tidak lepas dari Peparnas itu sendiri. Film ini kita dedikasikan untuk filmnya Peparnas. Ini mungkin Peparnas pertama yang ada film. Pak Menpora bilang film ini yang bertemakan olahraga dan real diambil dari kegiatan nyata. Kalau biasanya kan ada sepak bola, bulu tangkis, itu mungkin ada yang true story. Tapi film ini benar ada. Jadi ini yang menarik daripada film-film yang biasa,” kata Hamka kepada wartawan, Senin (1/11/21).

Ia menuturkan, film tersebut menonjolkan dan mengajak para talent dari Papua. Antusiasme castingnya juga cukup tinggi. Terbukti baru satu hari dibuka, castingnya sudah diikuti oleh 250 orang.

“Kita ingin memberikan legacy, bahwa Papua mampu membuat sebuah iven besar seperti Peparnas. Mampu menjadi tuan rumah yang bisa menerima teman-teman difabel datang ke Papua. Ini luar biasa, tidak semua daerah bisa seperti itu. Film ini juga akan mengangkat sebuah motivasi. Jadi seseorang jangan pernah mudah putus asa juga,” jelasnya.

Ia berharap, dengan adanya film ini bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat luas agar bisa termotivasi dari perjuangan hidup para atlet penyandang disabilitas.

“Ini harusnya menjadi contoh buat kita yang non difabel. Jadi mereka yang difabel saja mampu, kita (non difabel) harus lebih dari mereka. Itu sih, pesan yang ingin kita sampaikan dan Papua menjadi salah satu tempat yang luar biasa. Makanya, Kemenparekraf ingin mengangkat lagi eksotikanya Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Ini yang menjadi misi kita juga,” ujarnya.

Jumlah kru yang dilibatkan dalam pengharapan film ini ada 80-an orang dengan juga melibatkan SDM lokal dari komunitas film di Papua.

Film Gloria Cahaya Papua akan tayang perdana pada Maret atau April 2022 mendatang. Namun film ini akan diputar secara teaser pada penutupan Peparnas XVI.

“Untuk tayang itu kemungkinan di Maret atau April 2022 paling lambat. Kita targetkan tayang di bioskop, makanya ini menjadi challange ada kisah nyatanya (Peparnas), tapi juga ada dramanya dari kisah nyatanya juga. Kita di Peparnas itu kerjasama dengan sponsor, kita melaksanakan roadshow Peparnas. Cuma terkendala waktu yang sangat pendek, jadi roadshow-nya kita ganti jadi semarak,” pungkasnya.

Tatyana Akman yang berperan sebagai Gloria mengaku senang bisa dilibatkan dalam film tersebut. Dia berharap film ini bisa memberikan inspirasi.

“Perasaan saya senang sekali, saya harap bisa mewakilkan cerita yang sangat perlu diceritakan dari teman-teman difabel dan teman-teman Papua. Dan saya harap bisa membawa semangatnya, membawa do justice ke ceritanya,” kata Tatyana.

Film Gloria Cahaya Papua juga diperankan oleh Monalisa Sembor, Ratna Riantiarno dan komika Mamat Alkatiri. (*)

Editor: Edho Sinaga

 

Related posts

Leave a Reply