Papua No. 1 News Portal | Jubi
Rabaul, Jubi – Aliran listrik masih padam di Provinsi East New Britain di Papua Nugini, setelah diguncang gempa bumi berkekuatan 7,5 SR, Selasa malam (14/5/2019).
Gempa dangkal itu berlokasi sekitar 50 kilometer lepas pantai dari Rabaul, menimbulkan getaran yang keras dan kepanikan masyarakat. Meski peringatan tsunami dini dipicu, namun petugas setempat berkata, dari pengamatan mereka, tidak ada gelombang besar dan belum ada korban jiwa yang dilaporkan, sementara penilaian kerusakan dan kerugian secara penuh tidak dapat dilakukan sampai dini hari.
Distrik Namatanai di Provinsi New Ireland adalah daerah berpenduduk paling padat yang paling dekat dengan pusat gempa itu. Anggota Parlemen (MP) dari Namatanai, Walter Schnaubelt, mengungkapkan bahwa laporan awal dari distriknya menunjukkan gempa keras yang terjadi itu meruntuhkan banyak rumah di Kecamatan Konoagil. Dia lalu menambahkan tidak ada korban meninggal dunia yang dilaporkan, tetapi ia sedang menunggu laporan yang lebih ekstensif dari tim distrik yang dikirim khusus, untuk melakukan penilaian kerusakan dan kerugian.
Sementara itu, MP Jelta Wong dari Distrik Gazelle di East New Britain, sekitar 33 km di sebelah barat pusat gempa, berkata dia juga masih menantikan laporan setelah penilaian awal, namun ada banyak kerusakan dilaporkan sejauh ini.
Distrik yang paling dekat dengan pusat gempa mengalami pemadaman listrik. Sampai Rabu sore kemarin, penyedia tenaga listrik nasional, PNG Power, belum bisa memulihkan jaringan listrik ke East New Britain. Menurut Power PNG, dua pembangkit listrik mereka juga mengalami kerusakan akibat gempa dan perlu diperbaiki.
Gempa itu memicu peringatan tsunami dini untuk Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
Don Tokunai, seorang staf kantor penanggulangan bencana alam di Rabaul, berkata penduduk desa yang dekat dengan pusat gempa melaporkan surutnya air laut di pinggiran, namun tidak ada gelombang tsunami.
“Mereka bilang baru saja bangun dan merasakan getaran itu, tetapi mereka masih baik-baik saja di sana,” tambahnya. “Kami belum menerima informasi apa-apa tentang kerusakan.”
Ini bukan pertama kalinya Rabaul terkena bencana alam, sebagian besar kota itu terkubur oleh abu vulkanik akibat letusan gunung berapi tahun 1994. (RNZI)
Editor: Kristianto Galuwo