Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Merauke, Jubi – Para nelayan di Pantai Lampu Satu, Kelurahan Samkai, Distrik Merauke memilih untuk tak melakukan aktivitas pencarian ikan di laut, karena dalam seminggu terakhir, terjadi gelombang tinggi disertai angin kencang.
Abdul Muing, seorang nelayan yang juga Ketua RT 08 Kelurahan Samkai, saat ditemui Jubi, Senin (7/1/2019), mengungkapkan ratusan kapal milik nelayan diparkir begitu saja selama kurang lebih seminggu akibat gelombang besar.
“Kalau tidak salah sekitar 10 hari kami sudah tak melakukan aktivitas di laut,” ujarnya.
Para nelayan, lanjut dia, juga takut turun laut mengingat gelombang sanggat tinggi hingga mencapai kurang lebih 4 meter.
“Kita belum tahu kapan gelombang dan angin kencang akan kembali normal. Tetapi perkiraan hingga satu bulan ke depan kegiatan melaut tak bisa berlangsung,” katanya.
Dikatakan, selama kegiatan melaut tak berjalan, para nelayan memilih menghabiskan waktu bersama keluarga, menjahit kembali jaring sobek, dan memperbaiki kapal yang mengalami kerusakan akibat dihantam gelombang.
“Ya, itu saja aktivitas yang kami jalankan karena tak ada pekerjaan lain. Umumnya masyarakat yang tinggal di sekitar pantai Lampu Satu profesinya hanya sebagai nelayan,” ungkapnya.
Dia mengaku untuk menghidupi keluarga setiap hari, dengan menggunakan uang dari simpanan yang disisihkan selama ini.
“Tentunya, harapan besar dari semua nelayan agar gelombang cepat normal kembali sehingga aktivitas melaut bisa dilakukan sebagaimana biasa,” katanya.
Hal serupa disampaikan nelayan lain, Ismail.
“Memang kalau gelombang besar, kami tak bisa berbuat apa-apa dan hanya di rumah saja. Bagaimana mau turun laut, sementara gelombang sangat besar disertai angin kencang,” ujarnya.
“Tak ada aktivitas lain yang dijalankan untuk menambah sumber pendapatan agar bisa untuk memenuhi kebutuhan dalam keluarga,” imbuhnya. (*)