Papua No. 1 News Portal I Jubi,
Port Moresby , Jubi – “O arise all you sons of this land”… ("Bangkitlah wahai semua anak laki-laki tanah ini"…) mungkin adalah satu masalah yang terus berkembang di Papua Nugini yang harus kira selesaikan saat kita merayakan 42 tahun kemerdekaan hari ini.
Mengapa kita tidak memasukkan anak-anak perempuan negeri ini juga kedalam lagu kebangsaan kita? Bagaimana bisa kita benar-benar melupakan mereka dalam tugas terpenting dalam pembangunan bangsa kita?
Tentunya mereka juga harus bangkit dan membangun bangsa ini juga, sama seperti anak laki-laki , karena tanah ini adalah milik mereka seperti juga miliki anak laki-laki.
Ya itu benar, putri-putri kami juga harus memiliki hak untuk bangkit demi tanah ini dan dihargai, diberikan martabat, dan kehormatan serta diakui atas usaha mereka juga.
Saya percaya kita telah menetapkan platform psikologis yang negatif untuk pembangunan Papua Nugini dengan tidak memasukkan presentasi segmen yang signifikan dari mereka yang paling tekun bekerja dan cerdas di komunitas kita, yaitu kaum perempuan kita.
Beberapa orang berpendapat bahwa mereka benar-benar adalah segmen yang bekerja paling keras di komunitas kita.
Kepemimpinan dan pembangunan bangsa seharusnya tidak hanya dibatasi untuk kaum laki-laki. Ini harus didasarkan pada keinginan terdalam seseorang dan kemampuan untuk melakukan tugas dan kerja mereka sebaik mungkin.
Sangat tidak masuk akal dan bodoh menyingkirkan anak-anak perempuan negeri ini, dan kita melakukannya setiap saat ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan kita.
Dari total 3.332 kandidat dalam pemilihan umum PNG pada bulan Juli, 165 adalah perempuan yang 30 orang lebih banyak dari pada pemilihan terakhir di tahun 2012. Tidak ada satupun yang terpilih ke Parlemen.(Asia Pacific Report/Elisabeth C. Giay )