Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Tampil perkasa sejak penyisihan grup, tim PON Papua harus puas finish diperingkat keempat turnamen futsal internasional “Rafhely Specs Cup” 2019.
Tim asuhan Daud Hendry Arim terganjal di semifinal dari tuan rumah, tim futsal Pra PON Sumatera Barat lewat adu penalti dengan skor akhir 4-3. Diperebutan peringkat ketiga pun Papua harus mengakui keunggulan Pra PON DKI Jakarta dengan skor 5-2.
Pertandingan tim PON Papua menghadapi Sumatera Barat berjalan seru dan menarik yang berlangsung di lapangan futsal Rafhely Bypass Kota Padang, Sumatera Barat pada Sabtu (27/7/2019).
Pada pertandingan waktu normal 2X20 menit kedua tim berbagi skor imbang 2-2. Pertandingan pun berlanjut ke babak waktu tambahan 2X3 menit skor masih tetap sama kuat 2-2 dan berlanjut ke adu tendangan penalti.
Tiga algojo tim PON Papua hanya berhasil mencetak satu gol. Piter Masriat penendang pertama gagal. Rivaldo Arim, penendang kedua mampu mencetak gol dan penendang terakhir Yosep Mikus gagal.
Sebaliknya tuan rumah dari tiga penendang, dua sukses menjadi gol dan satu algojo gagal menunaikan tugasnya hingga skor akhir 5-3.
Perebutan juara ketiga berlangsung seru. Papua dan Jakarta saling jual beli serangan. Babak pertama, DKI memimpin 3-1. Ketiga gol DKI dicetak oleh Afif Rizky di menit ke-5, 6′, dan Irfan Maulana 16′. Gol balasan Papua dicetak Muhammad Najib menit ke-5.
Babak kedua, Papua tancap gas perkecil ketertinggalan melalui Wendy di menit ke-21. DKI yang mulai terkejar langsung meningkatkan tempo serangan dan berhasil menambah dua gol lewat kaki Irfan di menit ke-26 dan gol ketiga Afif dimenit ke-35. DKI mengunci juara tiga atas Papua dengan skor 5-2.
“Saya atas nama tim futsal PON Papua menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, karena kita finis di urutan 4 turnamen Asean Futsal Rafhely Specs tahun 2019. Semoga Tuhan menolong kita untuk menyiapkan tim lebih baik ke depan lagi menuju PON 2020 Papua,” kata Daud Arim lewat pesan WhatsApp kepada wartawan, Sabtu (27/7/2019).
Daud Arim mengatakan, turnamen futsal Rafhely Specs 2019 menjadi momen mengukur serta menilai program latihan sekaligus bahan evaluasi buat anak didiknya sebelum terjun di PON nanti.
KONI Papua setengah hati
Keikutsertaan tim futsal PON Papua di ajang “Rafhely Specs Cup” tahun ini mendapat catatan serta perlu mendapat perhatian dari KONI Papua bersama tim pemusatan latihan provinsi (Puslatprov).
“Saya punya atlet futsal sakit malaria dan cedera, saya tidak bisa bikin apa-apa. Dipertandingan tidak maksimal,” kata Daud Arim.
Daud Arim bukan mencari kambing hitam atas pencapaian di turnamen ini. Ia berharap kalau bisa cabang olahraga yang try out atau uji coba dan ikut kejurnas harus didampingi tim medis, baik mantri atau dokter.
“Pengurus ikut untuk apa. Atlet sakit dong mau kasih sembuhkah. Ini tolong diperhatikan baik-baik oleh pengurus KONI Papua,” ujarnya.
Arim mengaku pengurus KONI Papua ada hadir di Padang melihat mereka. Kondisi atlet yang sakit dan cidera juga dilaporkan. Pengurus menggaransi segera mendatangkan tenaga medis, namun tidak kunjung tiba sampai pertandingan selesai.
Jandry, penggemar futsal di Jayapura menilai persiapan atlet Papua menuju PON belum mendapat perhatian serius dari KONI Papua.
“KONI Papua jangan setengah hati mengurus cabang olahraga (cabor). Kita tuan rumah, sehingga atlet dan pelatih wajib diperhatikan. Mereka harus diurus ibarat seorang raja,” katanya kepada Jubi, Minggu (28/7/2019).
“Pengurus KONI jangan hanya tinggal jalan mondar-mandir, tetapi cabor kurang diperhatikan akhirnya menjerit minta perhatian,” ujarnya.
Tim futsal Pra PON Lampung menjadi juara di turnamen Rafhely Cup 2019. Lampung mengalahkan tuan rumah Pra PON Sumbar dengan skor 4-3 di final.
Top skor diraih atlet Pra PON DKI Jakarta, Afif Rizky dengan koleksi 13 gol. Best Player atau pemain terbaik disabet, Youmil Abdanu Furqon dari tim Pra PON Sumbar dan Best Goal Keeper atau kiper terbaik dipegang Caesar dari tim Pra PON Lampung. (*)
Editor: Edho Sinaga