Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Wamena, Jubi – Forum Peduli Kesehatan (FPK) Kabupaten Jayawijaya berkomitmen melanjutkan advokasi dan pendampingan kesehatan di tiga Distrik dan aktivitasnya diharapkan dapat menjadi contoh distrik-distrik lainnya di Jayawijaya.
Komitmen itu dilakukan tanpa harus menunggu dari pemerintah daerah karena sesungguhnya pemerintah dan sistemnya hadir karena ada masyarakat, sehingga masyarakat perlu membuat dirinya sendiri mampu berbekal data dan fakta.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan refleksi Forum Peduli Kesehatan (FPK) Kabupaten Jayawijaya yang berlangsung di Distrik Musatfak Jayawijaya, Sabtu (19/11/16). Pertemuan yang menghadirkan anggota FPK kabupaten dan distrik itu membahas kelanjutan kerja-kerja pendampingan dan struktur pendampingan di Kabupaten Jayawijaya.
Kedepan diharapkan kemampuan advokasi masyarakat akan meningkat termasuk kesadaran terhadap kondisi layanan pemerintahan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, terutama kesehatan dan pendidikan.
“Untuk tujuan ini kami membutuhkan dukungan tindak lanjut dan prosedurnya, cara kerja dokumentasi, itu kami butuh. Kalau di lapangan FPK melakukan advokasi, tetapi kekurangannya di jalur (advokasi)” ujar Sarlota Itlay, anggota FPK Distrik Hubikiak.
Sarlota berharap dokumen-dokumen advokasi yang pernah disuarakan FPK, baik yang telah berhasil maupun yang belum bisa didistribusikan. “Karena selama ini kami ada dilapangan jadi, kami minta dokumen itu saja supaya dimana kekurangan kita bisa tahu” katanya.
Forum Peduli Kesehatan (FPK) adalah sebuah forum masyarakat peduli kesehatan yang dibentuk oleh sebuah program pemberdayaan masyarakat tahun 2013 untuk tiga distrik, yaitu Distrik Musatfak, Hubikosi dan Hubikiak.
“(setelah program berakhir) saatnya kita harus mandiri, jadi saran saya untuk FPK kabupaten kalau bisa kekompakan kita dijaga lewat pertemuan rutin untuk sampaikan kendala-kendala yang kita alami di distrik dan temukan jalan keluarnya bersama,” ungkap peserta FPK lainnya, Martina Walilo.
Menurut Martina pertemuan rutin ini penting untuk dijadwalkan apalagi pihak layanan kesehatan juga menginginkan agar FPK bisa mengusulkan program.
“Karena mereka (puskesmas) minta juga supaya FPK ini bisa mengusulkan program yang harus dilakukan oleh layanan. Data yang ada, kita usulkan sendiri jadi program di puskesmas melalui Dinas kesehatan” Ujar Martina Walilo.
Sementara itu Ketua FPK Jayawijaya, Pastor Ivan Simamora, menyebutkan pertemuan tersebut merupakan sebuah langkah dalam memulai kemandirian layanan publik di bidang kesehatan.
Menurut dia, FPK sesuai namanya memiliki syarat agar anggotanya peduli, mau bekerja dan bisa membagi waktu dalam kerja. “Kami tidak minta orang pintar, atau pejabat dan sebagainya. Peduli pada kesehatan, mau bekerja dan mau meluangkan waktu untuk menyelamatkan orang asli Papua. Itu saja,” kata dia.(*)