Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – CONIFA, the Confederation of Independent Football Associations, is the football federation for all associations outside FIFA . CONIFA atau Konfederasi Asosiasi Sepak Bola Independen adalah federasi sepakbola untuk semua asosiasi di luar FIFA.
Menurut laman resmi http://www.conifa.org/ badan ini merupakan organisasi nirlaba akting global yang mendukung perwakilan tim sepak bola internasional dari berbagai negara, negara de-facto, kawasan, masyarakat minoritas, dan wilayah terisolir olahraga. CONIFA didirikan pada 7 Juni 2013, dan menyelenggarakan Piala Dunia sepak bola pertamanya pada Juni 2014 di Ostersund, Swedia. Pada masa depan organisasi berharap untuk mengatur Piala Dunia Wanita, Piala Liga dan Super Cup untuk klub, dan Piala Dunia Sepak Bola Pantai.
Dikutip dari FA of West Papua @FAWP13 The official account of the West Papua FA menyebutkan asosiasi sepak bola Papua Barat berdiri pada 2017 dan sudah menjadi anggota @CONIFAofficial dan akan berkompetisi di CONICA zona Asia. Zone Asia terdiri dari Rohingya, Aramean Suryoye, East Turkistan, Karen, Kurdistan, Leghzian, Punjab, Rukyu, Tamil Elam, Tibet, United Koreans in Japan, dan Papua Barat.
Mengutip laman resmi http://www.conifa.org menyebutkan pada Agustus 2019, Presiden Asia, Jens Jockel, dan Direktur Pengembangan Anggota, Paul Watson, pergi ke Den Haag, Belanda, untuk bertemu dengan dua tim anggota CONIFA yang relatif baru.
Kedua tim itu dari Papua Barat dan Tukirtan Timur yang sebelumnya bernama Uyghur, belum lama ini memindahkan markas mereka ke Belanda.
Pengurus FA West Papua, Simon Sapioper dan Sophia Sapioper, serta Jeroen Zandberg dari Papua Barat, bersama tim dari Mr Elshat Atasoy dan Arafat dari Turkistan Timur bertemu dengan CONIFA di Den Haag, Jans dan Paul, untuk membicarakan markas bagi kedua kesebelasan dalam persiapan jelang pertandingan level Asia.
Kedua tim itu bertemu di Den Den Haag Football & Cricket Ground (HV & CV Quick). Setelah berkeliling di sekitar fasilitas, terjadi diskusi yang membahas kemungkinan persahabatan yang dimainkan antara kedua FA. Tim dari Papua Barat berencana berlatih di situ karena sekarang berbasis di Den Haag.
Begitupula dengan tim Turkistan Timur mencari pemain dari seluruh Eropa untuk bergabung dengan pasukannya.
Selain itu FA Papua Barat juga membahas menjadi bagian dari CONIFA Asia, bukan Oceania, dan delegasi Turkistan Timur secara resmi meminta penggantian nama mereka dari Uyghur.
Kelompok ini juga membahas kolaborasi sekarang mereka berbasis di negara yang sama, dan semua sepakat bahwa mereka senang tentang kemungkinan bermain pertandingan melawan satu sama lain di masa depan.
Turkistan Timur cukur Papua Barat 8-2
Pada 2019 lalu saat markas FA Papua Barat pindah ke Den Haag dan juga Turkistan Timur melakukan pertandingan persahabatan internasional. Sayangnya tim asal Papua Barat harus mengakui keunggulan tim Asia Turkistan Timur dengan skor 8-0 saat bermain di Sportpark Nieuw Hanenberg di Kota Den Haag Belanda.
Tim Turkistan Timur sangat perkasa karena para pemainnya berbasis dari sembilan negara di seluruh dunia, meskipun kedua tim berbasis di Belanda.
Sejak awal Turkisatan Timur memegang kendali, meski ada peluang bagus sayangnya tendangan Ripkat Bilal mengenai tiang gawang tim asal Papua Barat yang dikawal Romano Kandhai.
Selanjutnya, Ihtiyar Yusupov dengan tendangan bebas melengkung pada menit ke delapan mampu menjebol gawang Romano Kandhai. Memasuk menit-menit selanjutnya, tim Turkistan Timur terus menggempur gawang Romano hingga Abduhsukur menambah gol kedua. Babak kedua pun gol bertambah sebanyak enam gol hingga skor berubah menjadi 8-2. Pemain asal Papua Barat mampu memperkecil kekalahan dengan mencetak dua gol balasan melalui kaki Samuel Taria.
Memang ada perbedaan yang mencolok antara kedua tim, khususnya dari tim Papua Barat yang tidak bermain secarat teratur. Tetapi penampilan berani dari tim Papua Barat juga membuat repot pertahanan tim asal Turkistan Timur.
Manajer Papua, Barat Simon Sapioper, memuji kesebelasan dari Turkistan Timur dan sangat mengesankan. Walau demikian, Simon Sapopier juga memuji penampilan anak-anak Papua Barat sebagai pengalaman fantastis bagi Papua Barat ke depan sebagai batu loncatan untuk peningkatan dan pengembangan sepak bola Papua Barat di masa depan.
Susunan pemain :
Turkistan Timur: 22 Ablet Shemsi, 5 Ilyas Abitov, 6 Khalid Yusupov, 7 Ilham Seleyev, 8 Alisher Tashimetov, 9 Ripkat Bilal, 10 Ihtiyar Yusupov, 11 Abdushukur Abduryin, 14 Elzat Kader, 19 Salaydin Tursun, 20 Anwar Ismailov.
Papua Barat: 1 Romano Kandhai, 2 Stephanus Sapioper, 3 Sebastian Bame. 4 Waikuma Pentury, 7 Bep Geist, 8 Miguel Laatveld, 9 Colin Scintje, 10 Samuel Taria, 11 Kila Tuilarla, 12 Rudy Gell De La Cruz 23 Ahmad Alitakom. (*)
Editor: Dewi Wulandari