Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Lembah Hijau Kamuu (FK-PMLHK) Kabupaten Dogiyai yang sedang mengenyam pendidikan di Jayapura, turun ke kampung dengan misi peduli lingkungan hidup. FK-PMLHK juga mencanangkan penghijauan di Mowanemani, ibu kota Kabupaten Dogiyai, pada Senin (5/7/2021).
Mengawali pencanangan itu FK-PMLHK juga menyampaikan materi pemberantasan penyakit sosial dan lingkungan hidup, dan kegiatan dibuka oleh Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Dogiyai, Agustinus Tebai, di Aula Koteka Moge Mowanemani.
Agustinus Tebai sendiri mengapreasi langkah para mahasiswa, karena hal itu merupakan bagian dalam pembangunan Kabupaten Dogiyai.
“Saya apresiasi, karena ini bagian dari kepedulian untuk Kabupaten Dogiyai. Di mana nanti akan ditanam pohon cemara di Kabupaten Dogiyai. Untuk membangun Dogiyai harus bekerja sama baik dengan pemerintah daerah, DPRD, mahasiswa, dan masyarakat,” kata Tebai kepada Jubi melalui telepon selulernya, Selasa (6/7/2021).
Tebai juga menyinggung persoalan penyakit sosial terutama minuman beralkohol (minol), yang telah ditertibkan pemerintah dengan adanya larangan mengonsumsi atau menjualnya.
“Hari ini di Dogiyai rakyat sudah sadar dengan minuman keras. Sehingga kita semua harus bertanggung jawab dan membasmi minol di Dogiyai,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya telah menyampaikan ke Pemda untuk segera membentuk tim berantas di wilayah Dogiyai. “Nanti kami DPRD terus mendorong pemerintah segera bentuk tim agar kita sama-sama menangani persoalan ini,” katanya.
Usai pembukaan pencanangan penghijauan, kegiatan dimulai dengan membersihkan lingkungan Kota Mowanemani oleh para mahasiswa. Ketua FK-PMLHK Jayapura, Fransiskus Yobee mengatakan kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan selama sepekan.
“Dengan dilakukannya penghijauan ini, diharapkan bisa meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar bandara. Penghijauan ini juga sebagai upaya menjaga keseimbangan ekosistem dan kualitas lingkungan,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, pembangunan di Dogiyai perlu memperhatikan kearifan lokal, budaya, dan panorama alam. “Itu menjadi prioritas kecintaan kita kepada Dogiyai untuk menjaga keindahan alam dengan kearifan lokal.” (*)
Editor: Kristianto Galuwo