Papua No.1 News Portal | Jubi
Suva, Jubi – Pemerintah Fiji terjebak di tengah-tengah perselisihan geopolitik antara Tiongkok dan Taiwan, setelah muncul laporan tentang dugaan pertengkaran secara fisik antara diplomat dan pejabat kedua negara tersebut di sebuah hotel di Suva.
Beijing dan Taipei baku tuduh tentang siapa yang memulai insiden itu, yang berakhir dengan klaim Taiwan bahwa salah satu pejabat mereka terkena benturan di kepala dan harus dirawat di rumah sakit, dan keduanya dikatakan telah meminta Fiji untuk menginvestigasi peristiwa itu.
Polisi setempat kini mengatakan bahwa masalah tersebut telah ditangani secara diplomatik, sementara media lokal melaporkan bahwa pejabat tinggi urusan luar negeri Fiji juga mengungkapkan bahwa masalah tersebut telah ‘diselesaikan secara damai’.
Tetapi salah satu anggota komunitas diplomatik Fiji berpandangan bahwa insiden itu sangat memprihatinkan, dan ia khawatir melihat apa yang ia anggap sebagai perilaku Tiongkok yang semakin congkak di Pasifik.
Duta Besar Kepulauan Marshall di Fiji, Albon Ishoda, adalah salah satu tamu yang menghadiri perayaan Hari Nasional Taiwan di Hotel Grand Pacific di Suva pada 8 Oktober lalu, acara dimana pertengkaran ini dilaporkan terjadi. Ia mengatakan insiden itu mengingatkannya pada kejadian selang pertemuan Forum Kepulauan Pasifik (PIF) di Nauru pada 2018.
Presiden Nauru saat itu, Baron Waqa, mengkritik utusan Tiongkok saat itu karena memotong diskusi dan berbicara tidak sesuai dengan gilirannya pada acara pembukaan pertemuan tahunan tersebut.
“Sebagai bagian dari komunitas diplomatik yang sangat karib di sini di Suva, kita selalu berusaha untuk tetap bersahabat ketika kita dihadapkan dengan insiden-insiden seperti ini,” kata Duta Besar Ishoda kepada Pacific Beat. “Akan sangat disayangkan jika peristiwa seperti ini terus terjadi. Sangat-sangat disayangkan, bukan hanya untuk Taiwan, tapi untuk kita semua,” ujarnya.
Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan karena itu, menurut jubir Urusan Luar Negerinya, Zhao Lijian, menggambarkan perayaan Hari Nasional Taiwan di Fiji itu sebagai tindakan untuk memprovokasi.
Sementara menurut Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Harry Ho-Jen Tseng, pejabat-pejabat Tiongkok mencoba masuk paksa ke acara tersebut. “Staf kita segera bertindak dan meminta mereka untuk pergi,” katanya. “Tanpa diduga, mereka itu tidak hanya menolak permintaan kami, mereka juga memukuli salah satu staf kami, dan akhirnya mereka dikeluarkan dari tempat kejadian oleh polisi Fiji.” (Pacific Beat)
Editor: Kristianto Galuwo