Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Suva, Jubi – Pemerintah Fiji ingin melepaskan diri dari ketergantungan terhadap donor asing. Berbicara di depan parlemen, Senin (26/9/2016), Menteri Perkonomian, Aiyaz Sayed-Khaiyum mengatakan bahwa pemerintah dan mitra pembangunan pemberi donor kini tengah mencari jalan untuk mengurangi nilai donor.
Menurut Sayed, Fiji sedang menyusun rencana jangka panjang untuk bisa mandiri tanpa bantuan asing. Kini, donor asing hanya mencakup lima persen dari anggaran tahunan Fiji. “Pada dasarnya, tujuan kami adalah suatu hari nanti kita tidak perlu lagi bantuan dari pihak luar. Kami tidak ingin tergantung pada bantuan luar. Fiji adalah salah satu negara penerima bantuan terkecil di Pasifik Selatan. Di beberapa negara kepulauan Pasifik, ada yang hampir 90 persen anggarannya diperoleh dari bantuan luar,” ujar Sayed Khaiyum.
Sementara, Parlemen Fiji pada Kamis besok akan mulai memperdebatkan penting atau tidaknya pengurangan tunjangan bagi anggota parlemen seperti yang dibahas dalam anggaran negara. Pembahasan ini menyusul adanya usul dari Komite Emolumen (tambahan pendapatan di luar gaji) untuk memotong tunjangan bagi anggota parlemen.
Ketua Komite Emolumen, Dr. Brij Lal mengatakan pengurangan tunjangan itu diperlukan karena negara masih dalam tahap bangkit akibat badai Winston. “Komite tidak merekomendaskan penambahan tunjangan bagi anggota parlemen karena negara masih prihatin akibat badai Winston. Yang kami usulkan adalah penyeusaian tunjangan berdasar fungsi yang dijalankan para anggota parlemen,” katanya.
Saat ini setiap anggota parlemen Fiji mendapat tunjangan di luar gaji mereka sebesar 40 dolar AS atau sekitar Rp 520.000 per hari. (*)