Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Keerom, Jubi – Festival Budaya Keerom kelima akan berlangsung selama tiga hari, yang dimulai sejak 2 hingga 4 Agustus 2018. Kepala dinas Pariwisata Kabupaten Keerom, Jaswadi mengatakan kegiatan ini akan berlangsung di lapangan sepak bola Swakarsa kampung Asyaman, Distrik Arso, Kabupaten Keerom.
“Kita akan membuka festival budaya keerom kelima, dan akan berlangsung dari tanggal 2-4 Agustus dari jam 8.00-21.00 malam selesai,” kata Jaswadi ketika ditemui Jubi pada Rabu (1/8/2018) di lapangan Sepak Bola Swakarsa.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Keerom yang akan menampilkan sejumlah tarian dan budaya asli Papua serta budaya Indonesia.
“Jumlah tari yang ditampilkan budaya asli masyarakat Keerom ada sembilan, kemudian ada Papua New Guinea dan adapula dari budaya-budaya nusantara dari Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara Timur yang ditampilkan” katanya.
Jaswadi menggaransi, dalam pelaksanaan festival tahun ini akan jauh berbeda dari empat tahun sebelumnya karena ada beberapa ikon tersendiri yang akan ditampilkan, yaitu festival budaya asli masyarakat Keerom atau lokal, budaya nusantara dari luar Papua, dari negara tetangga Papua New Guinea (PNG) dan lomba kesenian antar sekolah serta ada pameran dan kuliner.
Menurutnya yang paling langka dan akan ditampilkan adalah tarian dewa dari distrik Waris, yang belum pernah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya.
“Saya tidak bisa jelaskan sekarang karena itu nilai religi. Kita saksikan saja besok. Selain tari dewa ada absakro, permaken, mekuek, dan ada banyak lagi,” katanya menjawab pertanyaan Jubi.
Tak hanya atraksi seni, dalam festival itu juga akan melibatkan pelaku-pelaku ekonomi kreatif berbasis masyarakat.
“Kita juga menyemarakkan ekonomi kreatif seperti kerajinan kulit, buah naga, segala macam kuliner dan noken,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua panitia Festival Budaya Keerom, Sergius Fatem mengatakan akan banyak tamu undangan yang akan menghadiri kegiatan ini, diantaranya dari Kementerian, wisatawan dalam dan luar negeri, serta pihak pemerintah provinsi dan juga masyarakat lokal di Keerom.
Menurutnya, pameran tersebut dilaksanakan agar orang lain bisa mengetahui adat dan budaya di daerah yang memiliki motto: Tamne Yisan Kefase (Bersatu bersepakat untuk membangun) itu.
“Kami dari dinas pariwisata buat kegiatan festival supaya diketahui banyak orang dan budaya keerom orang bisa mengenal atau diketahui,” katanya Sergius.
Sergius menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dalam kegiatan tersebut. Festival Keerom kelima ini bertema, “Bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang bermartabat dalam semangat Tamne Yisan Kefase”. (*)