Fasilitas minim, Pertina Papua Barat kolaborasi latihan fisik dan teknik

Atlet tinju Pertina Papua Barat sedang berlatih sebeum diseleksi. Minim fasilitas dan berlatih apa adanya, Pertina Papua Barat optimis bisa kirim atlet di PON XX. (Jubi/Hans Arnold Kapisa)
Atlet tinju Pertina Papua Barat sedang berlatih sebeum diseleksi. Minim fasilitas dan berlatih apa adanya, Pertina Papua Barat optimis bisa kirim atlet di PON XX. (Jubi/Hans Arnold Kapisa)

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Manokwari, Jubi – Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Papua Barat, memanggil atlet tinju dari sejumlah daerah di Papua Barat. Mereka dikumpulkan untuk seleksi pada tanggal 2 dan 3 Juli 2019 mendatang.

Read More

Untuk penilai dalam seleksi tersebut, Pengprov Pertina Papua Barat menyiapkan tim penilai dari Jayapura Papua, Carol Renwarin dan Lodwik Akwan (Manokwari) untuk menyeleksi petinju terbaik menuju Pra PON XX.

Saat ini atlet tinju putra dan putri Papua Barat telah memasuki hari ketiga berlatih, menggunakan halaman parkir Stadion Sanggeng Manokwari dengan fasilitas apa adanya. Para atlet tersebut berasal dari Manokwari, Pegunungan Arfak, Teluk Wondama, Raja Ampat dan Kaimana. Sementara menyusul atlet dari Sorong Selatan, Kabupaten Sorong dan Maybrat.

Pelatih PON XX Pertina Papua Barat, Frans Yomaki mengatakan, beberapa atlet diantaranya merupakan hasil penjaringan Gubernur Cup 2017 di Manokwari. Meski demikian waktu persiapan untuk menghadapi kualifikasi  Pra PON XX di Ternate dan Bandung semakin dekat.

“Selain waktu, peralatan yang digunakan juga minim. Kita gunakan peralatan milik PPLP Papua Barat, tetapi sebenarnya sudah tidak layak,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (26/6/2019) sore.

Ia mengaku telah mengajukan kebutuhan perlengkapan sarana dan pra sarana tinju ke KONI Papua Barat, tetapi belum dijawab. Kini yang dipakai untuk berlatih ada tambahan 5 sarung tinju yang dibawa atlet dari Kaimana. Begitu juga atlet dari Sorong yang juga diharapkan membawa sarung tinju.

“Kalau program bagus tetapi tidak didukung peralatan, ya sama saja. Kalau prestasinya jeblok jangan salahkan kami karena kami sudah berusaha maksimal,” terangnya.

Untuk mengakali kekurangan peralatan dan sempitnya waktu, Pertina Papua Barat menggunakan sistem kolaborasi fisik umum dan teknik serta taktik. Ia menegaskan Pra PON dan PON XX merupakan hajatan KONI Papua Barat, sementara Pengprov Pertina hanya menyiapkan atlet.

Ketua Pengprov Pertina Papua Barat, Clinton Tallo, mengaku sekitar 40 atlet tinju mengikuti pemusatan latihan. Atlet putra ditempatkan di asrama atlet binaraga sementara putri ditampung di rumahnya.

“Kita tidak bicara PON tetapi Pra PON dulu. Rencana TC di Kupang sebelum ke Pra PON  XX di Ternate,” kata Clinton.

Hasil seleksi nanti akan menyisahkan 17 petinju yang disiapkan menuju Ternate. Tujuh petinju wanita disiapkan untuk kelas 45, 48, 51, 54, 57, 60 dan 64 Kilogram. Sedangkan 10 petinju pria disiapkan turun di kelas 46, 49, 52, 56, 60, 64, 69, 75, 81 (berat ringan) dan 91 Kilo gram (kelas berat).

Kata Clinton, Papua Barat sejak dulu dikenal sebagai gudang petinju berbakat. Dengan persiapan yang masih terbatas, diharapkan prestasi petinju Papua Barat nantinya mampu mengukir prestasi, tentunya dengan melewati tes awal pada babak kualifikasi Pra PON XX di Ternate. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply