Papua No. 1 News Portal | Jubi
Apia, Jubi – Investigator kecelakaan transportasi udara PNG telah menemukan bahwa dua pilot pesawat Air Niugini mengabaikan sekitar 13 peringatan, sebelum pesawat mereka jatuh ke laguna di Federasi Mikronesia (FSM).
Satu penumpang tewas dan enam lainnya luka berat ketika Boeing 737 itu pesawat itu menghantam air di tengah-tengah laguna, 460 meter dari landasan pacu di Bandara Internasional Chuuk.
Dalam laporan akhirnya tentang kecelakaan yang terjadi September lalu itu, badan investigasi kecelakaan transportasi udara, Air Investigation Commission (AIC) PNG, mensinyalir kecelakaan itu pada kesalahan pilot, alih-alih, berkata ‘faktor manusia’ juga berkontribusi sebagai penyebab kecelakaan. Laporan itu menyimpulkan ada 13 peringatan dari sistem peringatan kokpit saat penerbangan 73 itu mencoba untuk mendarat.
CEO dari AIC, Hubert Namani, menerangkan dari informasi yang direkam dari perekam suara kokpit atau CVR (cockpit voice recorder), menunjukkan bahwa ada 13 peringatan terdengar setelah pesawat itu melewati ketinggian turun minimum.
Air Niugini mengatakan akan terus menyelidiki kecelakaan itu, menyetujui bahwa itu adalah kasus ‘faktor manusia’ dan bukan kesalahan pilot, yang menyebabkan kecelakaan itu.
“Apa yang harus kita pahami di sini adalah pilot-pilot tersebut tidak sengaja menyebabkan pesawat itu mendarat ke air,” Direktur Umum Air Niugini, Alan Milne berkata kepada sejumlah wartawan, setelah temuan itu diumumkan.
Dia menegaskan kedua pilot yang menerbangkan pesawat itu adalah pilot berpengalaman.
Air Niugini adalah maskapai penerbangan terbesar PNG yang melayani rute nasional dan internasional. (Pacific Beat oleh Radio Australia)
Editor: Kristianto Galuwo