Evakuasi WNI dari Afghanistan sempat terkendala dinamika di lapangan

Evakuasi Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan rencana pelaksanaan evakuasi warga negara Indonesia dari Afghanistan sempat mengalami kendala akibat perkembangan situasi yang terjadi di lapangan. Retno menjelaskan proses dan rencana evakuasi sempat mengalami sejumlah perubahan, salah satunya rencana armada yang akan digunakan untuk untuk evakuasi.

Read More

“Awalnya evakuasi direncanakan dilakukan menggunakan pesawat sipil. Namun demikian, di tengah jalan rencana tersebut harus kita sesuaikan karena kondisi lapangan yang berubah,” ujar Menlu Retno saat menyambut kedatangan para WNI di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu, (21/8/2021) dini hari.

Menurut Retno, usai adanya koordinasi Kemenlu dengan Panglima TNI  diputuskan upaya evakuasi tersebut dilakukan menggunakan pesawat militer. Proses evakuasi sendiri berlangsung pada 18 Agustus pagi hari sekitar pukul 6.00 WIB. Pesawat evakuasi TNI Angkatan Udara berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma menuju Kabul dengan rute Jakarta-Aceh-Colombo-Karachi-Islamabad-Kabul.

Dari awal perencanaan, pesawat dirancang untuk bermalam di Islamabad, mengingat penerbangan dari kota tersebut ke Ibu Kota Afghanistan, Kabul, terbilang sangat pendek yakni maksimal satu jam. Dengan pertimbangan karena kesempatan mendarat yang tak pasti, sehingga kapanpun izin mendarat didapatkan, pesawat dapat langsung berangkat dari Islamabad.

“Dalam proses evaluasi ini dalam banyak hal proses harus kita lakukan secara paralel, bukan one after another. Oleh karena itu, begitu pesawat lepas landas dari Bandara Halim PK, maka kami yang ada di darat melanjutkan mengurus semua perizinan yang masih tersisa, termasuk izin lintas udara dan izin mendarat di Kabul,” kata Retno menjelaskan.

Baca juga : WNI tertular varian baru virus Covid-19 usai perjalanan dinas

Belasan perempuan WNI disekap di Malaysia

Ini kondisi ABK WNI terjebak di perairan China, diintimidasi gaji tak dibayar penuh

Izin lintas udara pun dapat diperoleh dan pesawat mendarat di Islamabad pada 18 Agustus pukul 20.27 waktu setempat, sementara koordinasi terus dilakukan untuk mengurus izin mendarat pesawat di Bandara Hamid Kurzai, Kabul.

Izin yang semula telah didapatkan itu memberikan kesempatan bagi pesawat TNI AU untuk mendarat pada 19 Agustus pagi sekitar pukul 4.10, namun izin itu ditarik kembali dan ditunda karena kondisi lapangan yang tidak kondusif.

“Perubahan yang sangat cepat menggambarkan dinamika di lapangan yang terus berubah,” ujar Retno.

Ia menjelaskan situasi baru tersebut mengharuskan Pemeirntah RI kembali mengurus izin baru, sambil mengurus proses evakuasi itu sendiri. Pesawat pun diputuskan untuk tetap menunggu di Islamabad selama proses tersebut yang berlangsung dari 18 hingga 20 Agustus.

Pada tanggal 20 Agustus dini hari pun Kemenlu memperoleh informasi izin mendarat yang baru telah diperoleh, dan tim evakuasi segera melakukan persiapan. Pesawat TNI AU pun berangkat menuju Kabul pada 20 Agustus sekitar pukul 4.10 waktu setempat dan tiba di Kabul pada pukul 5.17.

Rencana awal, pesawat hanya berhenti selama 30 menit. Namun kembali terjadi dinamika, sehingga pesawat berada di Bandara Kabul selama kurang lebih 2 jam.

Adapun pesawat TNI AU yang membawa 26 orang WNI dan sejumlah WNA itu mendarat di Bandara Halim PK pada 21 Agustus dini hari.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia merencanakan evakuasi WNI dari Afghanistan, menyusul memburuknya situasi keamanan di negara itu setelah Ibu Kota Kabul diambil alih gerilyawan Taliban pada Minggu (15/8/2021).

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengakui operasi pemulangan atau evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Afghanistan dari Bandara Hamid Karzai, Kabul, bukan misi yang mudah. “Situasi yang terus berubah dan berkembang di lapangan,” kata hadi.

Meski tim evakuasi terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Intelijen Negara (BIN) berhasil memulangkan 26 WNI kembali ke Tanah Air, beserta dua warga negara Afghanistan dan lima warga negara Filipina, Sabtu dini hari.

Hadi menyebut banyak masalah yang dihadapi oleh tim evakuasi saat operasi. Ia berterima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan oleh para pihak, sehingga operasi evakuasi WNI itu berhasil dilakukan.

“Terima kasih atas dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia atas keberhasilan misi evakuasi WNI di Kabul yang tidak ringan, banyak masalah di lapangan yang kami hadapi, dinamika yang kami hadapi,” kata Hadi menambahkan.

Tercatat WNI yang berhasil dievakuasi dari Afghanistan dan para penumpang pesawat lainnya juga langsung menjalani aturan protokol kesehatan sebagaimana yang ditetapkan oleh Pemerintah. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply