Pemerintah sedang membagikan bantuan makanan di seluruh wilayah saat pembatasan yang diberlakukan akibat pandemi Covid-19 menyebabkan banyak kehilangan pekerjaan dan kenaikan harga sembako.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Kabul, Jubi– Sedikitnya enam orang tewas ketika para pemrotes marah karena menganggap pembagian bantuan makanan tak adil selama pandemi Covid-19. Mereka tewas akibat bentrok dengan polisi di Provinsi Ghor, Afghanistan, Sabtu (9/5/2020) kemarin.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tariq Arian, menyatakan empat warga sipil dan dua petugas polisi tewas dalam insiden tersebut. “Tim dari Kabul akan diterjunkan untuk menyelidiki insiden hari ini secara komprehensif,” kata Tariq.
Ia juga menyebut sepuluh petugas polisi dan sembilan warga sipil terluka dalam insiden tersebut.
Baca juga : Afghanistan temukan kasus corona
Afghanistan bebaskan 1.500 tahanan Taliban
Serangan bom di Afghanistan Timur lukai ratusan orang
Anggota parlemen asal Ghor, Gulzaman Nayeb, menyebut tujuh orang tewas dan belasan orang lainnya mengalami luka akibat bentrokan, yang dipicu oleh ketidakpuasan soal pembagian bantuan yang diduga menguntungkan orang-orang dengan koneksi politik.
“Polisi melepaskan tembakan, setelah sekitar 300 pemrotes melempar batu, mulai menembakkan senjata dan berupaya menerobos kediaman gubernur,” kata juru bicara gubernur Provinsi Ghor, Mohammad Arif Aber.
Menurutnya, dua orang tewas dan lima lainnya terluka. Ia membantah bantuan tersebut dibagikan secara tak merata.
Direktur Eksekutif Pusat Jurnalis Afghanistan, Ahmad Quraishi juga menyebutkan salah satu korban tewas adalah Ahmad Naveed Khan, relawan penyiar radio yang sedang duduk di dekat toko miliknya dan terkena peluru di bagian kepala.
Komisi HAM Independen Afghanistan (AIHRC) sedang menyelidiki “laporan mengerikan tentang polisi yang menembaki demonstran,” kata ketua Shaharzad Akbar di Twitter.
Kelompok Amnesty International juga menyerukan penyelidikan independen terhadap penggunaan kekuatan oleh polisi.
Pemerintah sedang membagikan bantuan makanan di seluruh wilayah saat pembatasan yang diberlakukan akibat pandemi Covid-19 menyebabkan banyak kehilangan pekerjaan dan kenaikan harga sembako.
Akbar mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa komisi tersebut dibanjiri aduan masyarakat, yang mengatakan bantuan dibagikan secara tak adil.
“Kami banyak mendengar komplain dari masyarakat bahwa orang-orang yang menerima bantuan terbatas adalah orang-orang yang sangat tidak layak untuk mendapatkannya, mereka memiliki koneksi dengan otoritas setempat atau pejabat setempat,” katanya.
Tercatat Afghanistan telah melaporkan 4.033 kasus Covid-19 dengan 115 kematian. (*)
Editor : Edi Faisol