Papua No. 1 News Portal | Jubi
TRAGEDI kemanusiaan di Nduga memantik empati para mahasiswa di Papua Barat. Mereka yang bergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Peduli Kemanusiaan Nduga Kota Manokwari mendesak keberpihakan negara kepada korban. Negara harus menjamin keamanan dan keselamatan warga yang saat ini masih berada di lokasi pengungsian.
“Lokasi pengungsian sangat terbatas. Kondisi mereka (pengungsi) tidak berdaya,” kata Koordinator Solidaritas Peduli Kemanusiaan Nduga Kota Manokwari, Arnol Halitopo, Jumat (5/4/2019).
Halitopo mengatakan warga Nduga yang mengungsi ke Lani Jaya kian bertambah. Terakhir, terdapat serombongan warga yang kembali mengungsi pada pekan lalu. Mereka sangat membutuhkan makanan, air bersih, dan perlengkapan mandi, serta bantuan kesehatan.
“Selain di Lani Jaya, warga Nduga ada yang pengungsi ke Wamena. Mereka numpang di dua rumah,” ujar Halitopo.
Tidak sekadar mengungkapkan keperihatinan, Solidaritas Peduli Kemanusian Nduga Kota Manokwari juga menggalang donasi. Mereka membuka posko bantuan di Sekretariat Komunitas Mahasiswa Katolik (KMK) Universitas Papua. Posko dibuka hingga Selasa ini.
“Jika memiliki berkat (rezeki) lebih, masyarakat Kota Manokwari bisa berdonasi melalui posko di Sekratariat KMK Unipa (Universitas Papua). Bantuan yang terkumpul akan antarkan ke Tim Relawan Nduga di Jayapura,” kata Halitopo
Halitopo menegaskan warga Nduga saat ini mengalami krisis pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Sebagai bagian dari Rakyat Tanah Papua, masyarakat Manokwari diharapkannya ikut bersolidaritas bersama misi kemanusiaan yang digagas para mahasiswa tersebut.
Sumbangan ke Sentani
Pada hari yang sama, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat menyerahkan donasi sebesar Rp 1 miliar untuk korban banjir bandang di Sentani. Penyerahan berlangsung di Kantor Bupati Jayapura dan diterima secara simbolis oleh Bupati Mathius Awoitauw.
Gubernur Dominggus Mandacan mengatakan bantuan tersebut merupakan wujud solidaritas seluruh rakyat Papua Barat terhadap para korban banjir bandang. Walaupun kini berbeda provinsi, mereka tetap bersaudara.
“Secara administratif memang beda provinsi, tetapi secara kultur kita tetap satu,” kata Mandacan, saat menyerahkan bantuan bersama Wakil Gubernur Muhammad Lakotani.
Mandacan dalam kesempatan itu turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban meninggal dunia. Dia pun berharap bantuan finansial mereka dapat bermanfaat dan tepat sasaran.
Gubernur Mandacan dalam lawatannnya juga menyambangi korban banjir bandang yang mengungsi di Posko Puspenka Hawai. Disamping itu, dia menanam bibit sagu di Taman Kota Sentani dan di lahan seluas 25 hektare di Kampung Kehiran. Lahan tersebut merupakan lokasi pengembangan sagu yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura.
Selain Pemprov Papua Barat, donasi mengalir dari Pemkab Manokwari. Bantuan tunai sekitar Rp 190 juta tersebut diserahkan secara simbolis oleh Bupati Demas Paulus Mandacan. Bantuan dari masyarakat dan Pemkab Manokwari itu juga berupa dua kontainer pakaian pantas dan satu kontainer bahan makanan beserta perlengkapan untuk ibu dan anak. (*)
Editor: Aries Munandar