Papua No.1 News Portal | Jubi
Suva, Jubi – Pemimpin-pemimpin dari empat partai politik di Fiji telah mendesak agar ada ‘pembersihan total’ di Kantor Pemilihan Umum (KPU) sebelum persiapan pemilihan 2022 dimulai.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang ditandatangani oleh Ketua Partai Sosial Demokrat Liberal (SODELPA) Viliame Gavoka, Ketua Partai Freedom Alliance, Jagath Karunaratne, Ketua Partai Buruh Fiji, Mahendra Chaudhry, dan Ketua Partai Unity Fiji, Savenaca Narube, keempat pemimpin juga meminta agar Ketua KPU, Mohammed Saneem, segera diinvestigasi karena disinyalir telah melakukan pelanggaran.
Mereka mengklaim bahwa Saneem telah mengambil keputusan-keputusan yang dianggap sembarangan dan tanpa basis dan oleh karenanya, ia harus diselidiki.
Para pemimpin mengatakan mereka akan mengambil tindakan hukum terhadap Saneem jika mereka tidak menerima tanggapan dari kantor Constitutional Offices Commission (COC) mengenai keluhan mereka.
Keempat pemimpin tersebut telah memberikan waktu tujuh hari kepada COC untuk menanggapi keluhan mereka terhadap Saneem.
Dalam pernyataan yang sama, para pemimpin juga menyatakan bahwa mereka telah mengajukan pengaduan tentang Saneem kepada ketua komisi itu, Perdana Menteri Voreqe Bainimarama, sejak 20 Agustus. Namun upaya itu tidak digubris.
“Kuasa hukum kami telah mengirimkan surat tindak lanjut kepada ketua COC pada 9 November, menuntut komisi agar menanggapi keluhan kami dalam waktu tujuh hari, atau kami akan mengambil langkah hukum,” menurut pernyataan bersama itu.
“Dalam surat pengaduan pertama kami kepada COC, kami telah memberikan penjelasan mengenai apa yang kami yakini sebagai alasan yang memadai, berdasarkan Konstitusi, untuk menunjuk pengadilan agar bersidang atas perilaku buruk Ketua KPU.”
Mereka juga menekankan berbagai kejadian sebelumnya dimana Ketua KPU mengambil keputusan yang tidak konsisten dengan meloloskan caleg dari partai yang berkuasa, FijiFirst, dan menggagalkan caleg dari partai oposisi.
Hingga berita ini diterbitkan pada Minggu malam (14/11/2021), pertanyaan yang dikirimkan ke Saneem dan PM Bainimarama masih belum kunjung dijawab. (Asia Pacific Report)
Editor: Kristianto Galuwo