Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Kadisorda) Papua Alex Kapisa mengatakan ada empat alasan pengurangan cabang olahraga (Cabor) yang akan dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, 2020 mendatang.
“Awalnya ditetapkan 47 cabor yang dipertandingkan di PON Papua, namun dalam perjalanan, atas hasil pertemuan Pemrov Papua dengan Presiden Jokowi maka disepakati ada 37 cabor saja yang dipertandingkan,” kata Alex Kapisa dalam pemaparannya di kegiatan training meliput Popnas XV, Peparnas XV Jakarta dan PON XX Papua 2020 bagi jurnalis olah raga se Jayapura, Jumat (11/10/2019) di Jayapura.
Dikatakan, empat alasan tersebut diantaranya, kesiapan venue, olimpic sport, cabang olahraga multi iven, dan cabang olahraga yang menjadi unggulan tuan rumah.
“Jadi, hampir di setiap pagelaran PON selama ini, tuan rumah akan dikhususnya menentukan cabor mana saja yang akan menjadi potensi mendulang medali emas. Untuk di Papua, kita punya cabor atletik dan sepak bola yang kita yakin bisa menyumbangkan banyak medali emas,” ujarnya.
Kata Kapisa, sebelum penentuan 47 cabor menjadi 37 cabor, sebenarnya Gubernur Papua Lukas Enembe pada surat resminya ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dan juga KONI Pusat menyatakan, untuk pelaksanaan PON di Papua hanya 34 cabor saja.
“Namun ada beberapa KONI daerah yang memprotes karena ada cabor-cabor yang menjadi unggulan mereka ditiadakan. Saya contohkan seperti KONI NTT dan KONI Sumatera. Kalau KONI NTT mengancam tidak akan mengikuti PON Papua kalau cabor Kempo. Ancaman yang sama juga dilakukan oleh KONI Sumatera kalau cabor Wushu,” katanya.
Untuk itu, kata Kapisa, pihaknya akhirnya melakukan komunikasi dengan KONI Pusat dan Menpora agar cabor-cabor yang sempat dihilangkan dimasukkan kembali untuk mengakomodir potensi medali bagi kontingen peserta iven empat tahunan tersebut.
Sebelumnya Gubernur Papua Lukas Enembe sempat meminta agar pelaksanaan PON diundur karena persiapan baru mencapai 50 persen. Namun permintaan itu ditolak oleh Presiden Joko Widodo.
“Sebenarnya kami sudah meminta ke Presiden untuk PON di Papua diundur karena persiapan kami baru 50 persen untuk semua venue. Namun pak Presiden tidak mau. Untuk cabor juga dikurangi dari 47 menjadi 37 cabor,” kata Enembe belum lama ini.
Dikatakan Gubernur, untuk PON nanti Presiden hanya menyetujui tiga klaster dan satu penyangga untuk pelaksanaan PON. Tiga klaster tersebut adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika serta satu kabupaten penyangga yaitu Kabupaten Keerom.
Gubernur Lukas menambahkan, untuk pengadaan peralatan PON yang sempat menjadi kendala, pemerintah Papua akan menganggarkan APBD Induk 2020 sebesar Rp400 Miliar ditambah Rp191 Miliar dari APBN melalui Kemenpora.
“Untuk pengadaan peralatan pertandingan, saya sudah percayakan kepada Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Erick Tohir, karena dia sudah mempunyai pengalaman saat Asian Games lalu,” ujarnya. (*)
Editor: Edho Sinaga