Papua No. 1 News Portal | Jubi
Pago-pago, Jubi – Gubernur Samoa Amerika Serikat, dalam pembukaan bersama sidang perdana badan legislatif, juga disebut Fono, ke-36, berkata bahwa keadaan ekonomi wilayah itu tidak kuat dan masih terombang-ambing, akibat penutupan dua pabrik pengalengan ikan.
Pabrik Samoa Packing menutup operasinya pada tahun 2009, sementara Samoa Tuna Processors menyusul pada tahun 2016.
Gubernur menerangkan, ekonomi wilayah itu masih ditopang oleh dua pilar, pabrik pengalengan ikan satu-satunya yang masih ada, StarKist Samoa, dan pemerintah. Tetapi ia berharap akan bisa menambahkan pilar ketiga.
Gubernur menguraikan beberapa masalah yang mengancam keberlanjutan StarKist Samoa, termasuk Penjaga Pantai Amerika Serikat (USCG) dan UU lingkungan hidup, dan upah minimum lebih yang jumlahnya lebih dari AS$ 5.56 per jam, dibandingkan dengan negara-negara dengan industri pengalengan tuna lainnya, yang membayar upah sebesar AS$ 1 per jamnya.
Lolo berbicara mengenai sanksi AS$ 6,9 juta yang harus dibayar oleh StarKist, setelah melakukan pelanggaran atas UU perlindungan lingkungan hidup, tetapi menambahkan sisi positif dari situasi tersebut dimana untuk pertama kalinya wilayah tersebut, akan menerima sebagian dari denda itu.
Gubernur menambahkan kepada Fono bahwa StarKist memerlukan semua bantuan yang ada, karena 5.000 pekerjaan bergantung pada kelangsungan pabrik pengalengan itu.
Pidato Gubernur itu juga menjelaskan, investasi pemerintah dalam proyek Hawaiki Submarine Cable System mencerminkan upaya pemerintah dalam menciptakan pilar ekonomi ketiga, untuk semakin menstabilkan ekonomi Samoa Amerika. (RNZI)