Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Dua sekolah yang ada di Wamena, Jayawijaya hingga kini menunggu janji yang dulu sempat disampaikan menteri pendidikan dan kebudayaan saat itu, Muhadjir Effendy saat berkunjung ke wilayah itu.
Ketika itu Muhadjir Effendy yang masih menjabat pada Oktober 2019, mengunjungi Wamena untuk melihat kondisi pendidikan di daerah tersebut, sekaligus memberi bantuan program digitalisasi sekolah.
Mendikbud juga mengunjungi sejumlah sekolah di Wamena. Dia sempat berjanji membantu pembangunan baru ruangan sekolah yang terbakar, maupun revitalisasi sekolah.
Wakil kepala SMP YPPK Santo Thomas, Yohanes Bosco Huler yang ditemui Jubi, Senin (10/2/2020) mengaku janji yang disampaikan menteri saat itu, untuk membangun ruang kepala sekolah yang terbakar, dari tadinya hanya satu lantai akan dibangun dua lantai.
Menurut dia, sewaktu menteri datang pada 15 Oktober 2019, berselang dua tiga hari kemudian ada seorang staf dari kementerian ke SMP YPPK Santo Thomas untuk mengukur areal yang akan dibangun.
“Tetapi setelah kunjungan sampai hari ini pun kami belum dapat berita dari kementerian khususnya staf yang ditugaskan, menindak lanjuti perintah menteri saat itu,” kata Huler.
Sesuai janji yang disampaikan mentreri, bangunan baru nantinya tidak akan didirikan di atas bangunan yang terbakar, tetapi di atas bangunan lama, dari satu lantai jadi dua lantai.
“Tepatnya dari Aula sekolah hingga di ruang kelas VIII, itu janji dari kementerian, “, katanya.
Ia juga mengaku hingga kini mengalami kesulitan karena ruang kepala sekolah harus bergabung dengan ruangan guru, apalagi ketika ada tamu harus diterima di ruangan guru.
Kepala SMP 1 Wamena, Yemima Kopeuw juga mengakui, menteri saat itu sempat janji melakukan revitalisasi karena bangunan sekolah tersebut sudah relatif tua.
“Waktu itu disampaikan di hadapan murid dan para guru janji itu, untuk merevitalisasi sekolah yang berarti seluruhnya akan direhab. Kami masih menunggu dan sangat berharap,” kata Yemima Kopeuw.
Katanya, banyak bangunan sekolah tersebut yang sudah tidak layak. Dengan dana bantuan yang ada pihak sekolah, sejauhini hanya dilakukan peremajaan-peremajaan setiap ruangan atau bagian yang rusak.
Ada juga beberapa ruang kelas yang dari sejak tahun 1979 masih digunakan untuk belajar mengajar, dimana bangunannya sudah setengah dari tinggi permukaan tanah.
Ia juga mengaku setelah menteri datang, ada staf kementerian yang datang untuk melakukan survei. Dari komunikasi via telepon selular dengan tim dari kementerian pendidikan dan kebudayaan, hal itu telah dipresentasikan di kementerian, namun jawabannya diminta menunggu jawaban.
“Survei dilakukan dengan ada suatu kuisioner data per ruangan yang harus diisi, foto dan dalam keterangannya ada yang dalam kondisi baik, kurang baik atau harus rehab berat maupun ringan semua diberi kategori, “katanya.
Menyikapi itu Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengaku telah meminta dinas pendidikan untuk terus mengawal hal tersebut, karena menterinya telah diganti namun staf yang datang saat itu ikut dalam rombongan.
“Kalau perbaikan seperti kaca pecah semuanya pemda sudah bantu semuanya, untuk sekolah yang salah satu ruangannya terbakar pemda juga masih menunggu untuk janji pembangunan melalui dana DAK seperti untuk revitalisasi di SMP Negeri 1 Wamena,” kata Banua. (*)
Editor: Syam Terrajana