Papua No.1 News Portal | Jubi
Dekai, Jubi – Pemerintah kabupaten Yahukimo, bersama Forkopimda menggelar rapat di Aula Bupati Yahukimo, Kamis (20/5/2021) di Kota Dekai, Yahukimo, Papua, menyikapi kejadian pembunuhan terhadap dua prajurit TNI dari Para Raider 432 Kostrad.
Pada rapat itu juga dibahas mengenai perampasan 2 pucuk senjata api oleh orang tak dikenal (OTK).
Bupati Yahukimk, Didimus Yahuli mengatakan, pihaknya pada tanggal 19 kemarin telah mengurus keberangkatan dua jenazah, kemudian meninjauh lokasi pembunuhan dan lokasi perampasan 2 pucuk senjata api.
“Menyikapi kejadian kemarin kami pemerintah kabupaten Yahukimo mengambil langkah-langkah strategis untuk mengumpulkan semua elemen masyarakat yang ada, pemuda, kepala suku, Forkofimda, muspida, ASN, kepala Dinas, tokoh Gereja, tokoh perempuan yang ada. Dengan Tujuan bahwa senjata 2 pucuk yang dibawa agar segera dikembalikan,” kata Bupati Yahukimo Didimus Yahuli.
Menurut Yahuli, desakan dua senjata api itu dikembalikan agar memberikan keamanan dan kenyamanan serta menciptakan situasi yang aman di Yahukimo.
“Kami semua satu kata, satu bahasa bahwa dua senjata agar segera dikembalikan. Itu poin dasar dari semua,” tutur Bupati.
Sementara itu Kapolres Yahukimo AKBP. Deni Herdiana menegaskan, jika dalam diri tidak ditanamkan jiwa-jiwa yang baik maka keamanan tak akan ada di Yahukimo.
“Ingat! Sekolah guru atau Siswa butuh keamanan, Gereja Pdt dan para jemaat butuh keamanan. Bagimana kalau keamanan tak dijamin para jemaat pergi ke Gereja, Bagimana kalau keamanan tak menjamin para jemaat pergi ke Masjid? Keamanan adalah keperluan kita semua, kebutuhan kita semuanya maka mari kita ciptakan keamanan dan kenyaman untuk kabupaten yang kita cintai ini,” kata Kapolres Yahukimo.
Kapolres mengatakan, para Pelaku adalah oknum yang tak menginginkan Yahukimo itu aman.
“Pada kesempatan ini saya perlu laporkan Bapak Bupati, kami TNI Polri terus melakukan penyisiran, masih terus melakukan penyelidikan, masih terus melakukan pengejaran. Mohon maaf jika tempat-tempat atau Ibadah terganggu. Ada tempat-tempat itu kami TNI polri sudah tentukan. Saya bicara fakta dan kenyataan,” kata Kapolres Yahukimo.
Menurutnya, Kepolisian mendukung penuh Bupati Yahukimo dalam kepemimpinannya dalam menjalankan program-program.
“Senjata itu adalah mesin, bukan panah, parang, kapak, yubi, samurai atau tombak. Jarak 500 Meter, jarak 700 meter senjata bisa mematikan. Kesempatan ini saya sampaikan bahwa ini adalah bentuk teror untuk menakut-nakuti masyarakat,” kata Kapolres.
Selain itu, Kapolres meminta masyakarat untuk beraktivitas seperti biasa, dan tidak boleh takut. Karena 2 orang yang bawa senjata musuhnya hanya dua yaitu Polisi dan tentara maka itu beraktifitas seperti biasa.
“Jadi saya mohon kerjasamanya, kepada tokoh-tokoh yang berpengaruh tokoh adat, tokoh agama dari ujung rambut sampai ujung kaki saya bermohon untuk kerjasamanya,” harap Kapolres Yahukimo.
Sementara itu, Kepala Staf Kodim 1715 Yahukimo (Kasdim), Mayor Infanteri Ivan Pambudi mengatakan selama bertugas di Yahukimo sejak tahun 2015-2021 baru pertama kali ini terjadi pembunuhan dan senjata dirampas dan dibawa lari.
“Gesekan tidak pernah terjadi antara kami TNI dengan masyarakat tidak pernah. Kemarin kejadian luar biasa dan adik kami jadi korban dan mati ditempat. Yang lebih sadisnya senjata yang dipake mereka pun diambil. Saya memohon kepada saudara-sudara saya untuk membantu mengembalikan senjata. Jangan takut untuk mengembalikan senjata, ke Bupati kah atau siapa saja bisa. Harapan kami senjata dikembalikan tidak usah takut,” kata Kasdim 1715 Yahukimo. (*)
Editor: Edho Sinaga