Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Nabire, Jubi – Dua anggota parlemen Vanuatu dari kelompok oposisi yang kini bergabung dengan partai pemerintah, Vanua'aku Pati (VP), dipandang akan semakin memperkuat dukungan terhadap isu-isu Papua.
Hosea Nevu dan Marc Ati, masing-masing mewakili Santo dan Luganville, seperti dilaporkan oleh Daily Post Vanuatu (18/10/2017) sebelumnya mewakili People's Progress Party yang dipimpin oleh Sato Kilman yang dianggap cukup ‘pro-Indonesia’.
Ditandai bergabungnya keduanya anggota parlemen ini, pemimpin Vanua'aku Pati, Joe Natuman mengatakan beberapa orang dalam kelompok Oposisi saat ini mesti dicegah untuk ada di dalam pemerintahan karena akan merusak kemajuan dukungan Vanuatu untuk penentuan nasib sendiri West Papua.
Natuman, yang juga Wakil Perdana Menteri dan Menteri Turisme, Perdagangan, Industri dan Bisnis ni-Vanuatu mengatakan hal itu saat menyambut bergabungnya kedua anggota parlemen tersebut ke partainya Sabtu lalu pada sebuah perayaan di Port Vila.
“Yang dilakukan oleh Nevu dan Ati akan memperkuat anggota-anggota VP di Parlemen dari sebelumnya enam orang kini menjadi empat sehingga akan membantu kami mencegah pihak-pihak di luar pemerintahan mengganggu pemerintah, karena hal itu tidak akan baik bagi West Papua,” ujar Natuman.
Dia menambahkan isu West Papua saat ini sudah melampaui MSG (Melanesian Spearhead Group) dan mencapai PBB. Sebelumnya saat “orang-orang itu” ada di pemerintahan mereka mengizinkan Indonesia menjadi anggota Peninjau di MSG.
Natuman tidak menyebutkan dengan lugas siapa “orang-orang itu” dalam kelompok oposisi yang dimaksudnya. Namun Anggota Oposisi dari Malekula Sato Kilman, saat menjadi Perdana Menteri Vanuatu, dengan dukungan PNG dan Fiji, telah meloloskan status peninjau kepada Indonesia.
Menurut Kilman hal itu bertujuan untuk membuka pintu dialog dengan Indonesia atas isu West Papua yang membutuhkan ruang semacam itu di MSG dan melalui hubungan bilateral dan multirateral.
Kepada RNZI baru-baru ini Kilman juga menekankan bahwa menurut pandangannya cara terbaik menyuarakan isu-isu hak azasi manusia di West Papua dengan menjaga dialog dengan Jakarta.
Tampak menghadiri acara perayaan kedua anggota baru tersebut jajaran eksekutif VP, wakil parlemen VP untuk Provinsi Santi dan Menteri Kehakiman dan Pelayanan Komunitas, Ronald Warsal, anggota-anggota senior partai dan Pastor Allan Nafuki, pimpinan kelompok solidaritas Vanuatu West Papua, serta seorang tokoh gerakan Papua Merdeka.(*)